October 27, 2011

Oleh – Oleh sumatera utara untuk KPK


Mengenang perjalanan saat menuju danau toba, didaerah sumatera utara. Didalam perjalanan beberapa penumpang ber pakian seragam pemerintahan menaiki mobil ¾ yang saya naiki. Kemudian akhirnya kami berkenalan satu sama lain. Kami berbincang ngalor kidul, mulai dari tanaman sawit sampai politik Indonesia saat topic kami menuju KPk ( Komisi Pemberantasan Korupsi ). Beliau menyebutkan philosophy Sumatera Utara.
“ kalo jadi kayu jangan terlalu lurus, sebab kalo lurus akan dijadikan pijakan untuk jembatan, begitu juga saat kita jadi kayu hutan, ketika lurus maka kayu tersebut akan jatuh dengan mudah, hanya kayu yang bengkok saja yang saling berkait dan menguatkan” . kata kata ini mengisyaratkan bahwa saat kita menjadi orang baik dan lurus dalam menjalani tugas, maka akan ada orang yang tidak suka dan akan mulai di kucilkan.
Begitu juga KPK saat kinerjanya begitu lurus, maka dia akan mulai disingkarkan dari perpolitikan. Kita dengar isu bahwa DPR akan membubarkan KPK, para koruptor mulai tidak suka, orang yang terlibat mulai dari penyelewangan mulai menjauhi bahkan memusuhinya apakah dengan kekerasan atau isu isu yang mengatakan bahwa KPK sudah tidak objektif lagi, karena KPK diisi oleh orang orang yang tidak berkompeten, sehingga kinerjanya hanya memihak kepada rekanannya saja.
Saya ibaratkan orang yang akan membubarkan KPK adalah kayu kayu bengkok, makanya satu sama lain saling menguatkan dan saling berkait berpegangan tangan, saat isu KPK akan di bubarkan maka ramai ramai orang yang tidak suka mengatakan setuju untuk mebubarkan KPK.
KPK sudah menyelamatkan 153 triliyun uang Negara yang selewengkan para keparat Negara, namun yang baru di sidangkan hanya 35 Triliyun saja. Masih Banyak lagi PR KPK yang harus dikerjakan. Kita tidak bisa bayangkan klo KPK tidak ada, berapa banyak uang yang akan hilang begitu saja dari kantong kantong kas pemerintahan. Memang kita juga menyadari bahwa dalam diri KPK masih banyak berlubang kiri kanan, dilihatnya saat kasus cicak dan buaya, saat pemimpin KPK bertemu dengan beberapa orang yang sudah dikantongi untuk menjadi tersangka. Kita juga masih bisa membenahi KPK dengan pemilihan ketua yang baru, disitu kita bisa berperan calon yang mana yang akan kita jadikan untuk menjadi ketau KPK yang sebenarnya, sehingga KPK kedepannya bisa lebih obejktiv dalam hal pemberantasan korupsi.
Beberapa hari lalu, di lawyers club dan radar sukabumi, ada beberapa tokoh yang sengaja mencalonkan diri, apakah yakin anda bisa membrantas korupsi? Apakah anda yakin bisa tidak ada deal deal politik sehingga menyatakan diri bahwa saya yakin bisa menjadi ketua KPK, bahkan ada yang mengatakan yakin saya yakin menjadi ketua KPK? Saya rakyat awam, merasa aneh dengan keyakinan pejabat apatah lagi yang di publikasikan ke media?...oleh karena itu, kepada rakyat Indonesia, bersabar dan agar tidak berhenti sikap kita dalam mengawasi kepemilihan ketua KPK periode berikutnya, kita tidak bisa fragmatis dan membiarkan semuanya begitu saja terjadi, karena dengan pembiaran dari rakyat Indonesia tersebut, akhirnya para politikus merasa berleluasa dalam menjalankan strategic mereka, JANGAN LUPA DI ERA DI DEMOKRASI INI RAKYAT YANG PUNYA KUASA, BUKA MEREKA.
Akhirnya, penulis mengajak rakyat Indonesia untuk mendukung KPK memeriksa sebuah intitiusi dengan tidak rasa takut, karena saya yakin rakyat Indonesia akan ada di belakang KPK. Pesan penulis periksa!!Banggar DPR RI, karena setelah KPK mulai menyelidik Banggar DPR, mulailah DPR mengutarakan untuk membubarkan KPK, nah kalo di Banggar DPR tidak ada apa – apa kenapa harus takut dengan KPK??.hehe (cumin request).
Selamat BERJUANG KPK, Mudah – Mudahan rakyat kecil Indonesia mengepalkan tangan dan mendukung demi perjuangan KPK.
“SALAM INDONESIA YANG PENUH HARAPAN), Fickrey tea.





Masih Memimpikan MAHASISWA..
Pertemuan saya di UGM pada saat acara ASEAN student organization network (ASONe) memberikan kesempatan kepada saya untuk bertemu dengan ketua BEM ( badan executive mahasiswa) UGM. Selalu dalam ucapan beliau yang keluar adalah, bagaimana mahasiswa? Apa yang bisa di berikan oleh mahasiswa? Bagaimana hiruk pikuk kehidupan Mahasiswa. tertegun dan merasa malu dalam hati saya, karena apa yang saya lakukan saat ini hanya untuk kepentingan sebuah organisasi, pribadi, dan Negara itu pun dalam skala yang sangat kecil.
Bagaimana bisa, saya juga seorang mahasiswa namun. Saya berfikir apa yang saya sudah lakukan untuk membangun mahasiswa, bagaimana menjadikan mahasiswa sebagai mediasi rakyat dan pemerintah. Ternyata mahasiswa diindonesia mampu menjadikan dirinya bagian yang sangat penting sehingga keberadaannya mampu menjadi momok yang menakutkan untuk pemerintahan, mampu menjadikan intelektual yang mampu berbagi waktu tenaga demi sebuah idealisme alas mahasiswa dan idealisme kehidupan berbangsa dan bernegara.
Oleh karena itu, akhir – akhir ini saya banyak menulis tentang kritik social yang berhubungan dengan negri Indonesia dan mengembalikan semangat untuk menjadikan Indonesia lebih baik kedepannya, program belajar saya akan habis dalam waktu semester mendatang, saya berfikir kalo saya belum bisa turun kejalan dan menyanyikan yel yel ala mahasiswa untuk meruntuhkan sesuatu, untuk kritik social dengan aksi nyata. Karena perbedaan cultural sebuah Negara yang bernama Indonesia membebaskan mahasiswanya untuk bedemokrasi secara aktif. Yang saya bisa lakukan adalah menulis dan melakukan kritik social dengan kata kata dan tulisan tangan saya. Mudah – mudahan tulisan ini memberikan kontribusi sedikit untuk sebuah idealisme ala mahasiswa. jadi saya masih bisa MEMIMPIKAN MAHASISWA di era kesenjaan.
Melihat sejarah kemahasiswaan Indonesia, mahasiswa di Era rezim soekarno atau di sebut tahun 60 an dan Era rezim Soeharto mahasiswa lebih aktif dalam melakukan protes dan berhasil melakukan proses social tersebut. Namun mahasiswa di era reformasi ini memang banyak melakukan protes social namun efektifitas dari aksi tersebut hanya di habiskan di tengah jalan, namun efek terhadap pejabat pejabat tidak begitu signifikan.
Saya acungkan jempol untuk Mahasiswa Indonesia,

0 comments:

Post a Comment