January 11, 2011

matahari cinta

matahari cinta

sesaat lamunanku melayang keangkasa dimana bayang bayang senyuman pereda sakit,penumbuh semangat,
penambah energi dikala malam hari menyambut terang sinaran siang hari. jauh melintasi alam
imaginasi yang tidak bertepi. bayang bayang kenangan dalam rimba hutan hujan yang tak pernah berhenti
melindungi dan menyuburkan pohon yang rela tumbuh di sekitarnya.

entah berapa lama aku melamun, suasana riang berubah mengarah melankolik saat kupandangi sisa sisa kenangan
bersama sang matahari cinta dari surga. sekeping hati pun berlari merubah arah putaran hingga 360 derajat
menuju sinergi. merubah batu hati menjadi tanah liat yang begitu mudah dirubah suasana sang pencetak.
itulah hati para anak adam yang telah lahir disirami adzan di pupuk kasih sayang sang pangeran cinta tumbuh
menegak menantang lagit menghujam kedalam bumi menapaki gravitasi.

entah berapa luka yang telah kita hujamkan kepadanya, entah berapa kata dusta yang sengaja bagikan
menjadikan makanan penyambut kebingungan, entah berapa hujatan dan kata malas menampar kasih sayang,
entah sikap tunggang lagang bak serdadu yang memenangkan perang dan dia menjadi budak yang penuh keridhoan harus
menerima segala perintah tuan.yang aku herankan beliau membalasnya dengan senyuman bahkan nasehat untuk kita
tumbuh kembang menantang masa hadapan.

aku berfikir lagi sudah berapa lama kasih sayangnya mengakar dalam segumpal hati yang penuh keikhlasan,
hingga budi pekerti sebagian sajian kami dikala kecil. ku fikir sudah berapa banyak airmata yang kau teteskan
di kala sang buah hati menantang Ilahi, di kala sang buah hati berubah menjadi setan durjana, berkawan dengan
kesenangan duniawi yang indah sebelah mata, bui, bahkan hukuman mahkamah untuk sang buah hati menetap dalam
ruang kecil penuh dengan duri duri yang ingin menjadi mawar merah. sempat engkau bawakan makanan kesukaan

yang bahkan engkau pun tidak pernah memakannya demi gigi kecil dan keriangan sang buah hati itu sudah jadi pengganti

sayup sayup kalam tuhan sampai ke dalam telinga kami yang sempat tuli. tuhan memuliakan dirimu hingga sempat ia
tuangkan dalam kitab suci bahkan nabi pun membawa kalam itu untuk umat nikmati " bahwa surga itu ada ditelapak kakimu"
sejarah Lukman pun menjadi ibrah untuk ditauladani betapa engkau adalah matahari yang selalu dinanti. bahkan tuhan memberikan
jaminan jika dirimu ridho maka tuhanpun ridho.

tetapi, aku juga dengar dengan mata hati yang baru sedikit terbuka, bahwa sang buah hati akan menyeretmu ke dalam
panasnya neraka, karena kau lalai mengajarkan kepada kami,, hati nuraniku menjawab salah apa dirimu, kurang apa dirimu,
hingga kami menggiringmu mengikuti langkah menuju tempat yang dibenci. tuhan memang adil " bahwa orang tuamu lah yang membawa
dirimu kedalam agama yahudi nasrani dan majusi" owh. kemuliannya hilang kehormatannya berkurang karena ia berada
disebrang jalan. inginku menggapainya untuk sebaris bersama namun apalah tuhan " hidaya itu datangny dari padamu"
sesungguhnya kami tidak akan mampu mebawa hidayah kedalam pelupuk mata hatinya, jika Engkau tidak mengijinkan"

namun, masih layak kita memanggil matahari, yang sinarnya selalu dinanti, hangatkan bumi kami seakan pelukan yang
tak pernah lepas. panas amarahnya hanya sesaat tuhan, karena esok aku masih menanti. sang kecil pun begitu takut dikala malam
datang menhampiri karena terangnya sudah berlalu, aku tidak ingin sepeti itu tuhan, aku takut tidak sempat berbakti
setelah beliau kembali.

"Ya allah ampunilah mereka dan sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku di waktu kecil"..amin

jarak dan waktu memisahkan cinta, teknologi manusia menyatukan kembali yang sempat tertunda beberapa waktu, namun apalah daya
seakan kawanku lebih berharga dari MU wahai matahariku, pekerjaanku kian lama mengikis rasa rindu hingga alfa mengabarimu bahwa
diriku dalam keadaan sehat.aku yakin dirimu memikirkan diriku entah kemana anak ini bersembunyi dari cahayamu. namun kuyakin bahwa
doa mu selalu mengaliri di sanubraiku hingga ketenangan selalu menyertaiku.

aku tidak berjanji akan mengganti sinarmu, aku tidak berjanji aku tidak menyeretmu ke dalam neraka, aku pun tidak bisa berjanji
untuk membawamu ke surga wahai bunda dan ayahanda. tapi hanya satu yang ananda bisa buat tetap tumbuh menatap langit hingga sinarmu
menjadi salah satu unsur potosintesis anakmu untuk selalu berbuah kebaikan. menyerap sinarmu untuk semangat melanjutkan kehidupan
..
....

dari anandamu,,,special untuk ayah dan bunda...love u all

0 comments:

Post a Comment