August 09, 2011

kata kata bung karno pada HUT RI


• Dan sejarah akan menulis: di sana di antara benua Asia dan Australia,
antara Lautan Teduh dan Lautan Indonesia, adalah hidup satu bangsa
yang mula-mula mencoba untuk kembali hidup sebagai bangsa, tetapi
akhirnya kembali menjadi satu kuli di antara bangsa-bangsa kembali
menjadi : een natie van koelies, en een kolie onder de naties. Maha
Besarlah Tuhan yang membuat kita sadar kembali sebelum kasip.
[Pidato HUT Proklamasi, 1963]

• Suatu bangsa hanyalah menjadi kuat kalau patriotismenya meliputi
patriotisme ekonomi. Ini memang jalan yang benar kearah kekuatan
bangsa, jalan yang jujur, jalan yang tepat.
[Pidato HUT Proklamasi, 1963]

• Kalau bangsa bangsa yang hidup di padang pasir yang kering dan
tandus bisa memecahkan persoalan ekonominya kenapa kita tidak?
Kenapa tidak? Coba pikirkan !
1. Kekayaan alam kita yang sudah digali dan yang belum digali, adalah
melimpah-limpah.
2. Tenaga kerjapun melimpah-limpah, di mana kita berjiwa 100 juta
manusia.
3. Rakyat indonesia sangat rajin, dan memiliki ketrampilan yang sangat
besar, Ini diakui oleh semua orang di luar negeri.
4. Rakyat memiliki jiwa Gotong-royong, dan ini dapat dipakai sebagai
dasar untuk mengumpulkan Funds and forces.
5. Ambisi daya cipta Bangsa Indonesia sangat tinggi di bidang politik
tinggi, di bidang sosial tinggi, di bidang kebudayaan tinggi, tentunya
juga di bidang ekonomi dean perdagangan.
6. Tradisi Bangsa lndonesia bukan tradisi, "tempe". Kita di zaman
purba pernah menguasai perdagangan di seluruh Asia Tenggara,
pernah mengarungi lautan untuk berdagang sampai ke Arabia atau
Afrika atau Tiongkok.
[Pidato HUT Proklamasi, 1963]


Tentang kemerdekaan

• Kemerdekaan hanyalah diperdapat dan dimiliki oleh bangsa yang
jiwanya berkobar-kobar dengan tekad Merdeka, - Merdeka atau mati !.
1 Juni 1945 lahirnya Pancasila
• We want to establish a state, "all for, all", neither for a single
individual nor for one group, whether it be a group of aristocracy or a
group of wealthy-but, "all for all".
Kita ingin mendirikan satu Negara "semua buat semua", bukan satu
Negara untuk satu orang, bukan satu Negara untuk satu golongan,
walaupun golongan kaya. Tetapi kita mendirikan Negara "semua buat
semua".

• Tidak seorang yang menghitung-hitung : "Berapa untung yang kudapat
nanti dari Republik ini, jikalau aku berjuang dan berkorban untuk
mempertahankannya."
[Pidato HUT Proklamasi, 1956]

• Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan
nasib tanah air di dalam tangan kita Beograd. Hanya bangsa yang
berani mengambil nasib dalam tangan Beograd, akan dapat berdiri
dengan kuatnya.
[Pidato HUT Proklamasi, 1945]
• Dalam pidatoku, "Sekali Merdeka tetap Merdeka"! Kucetus semboyan:
"Kita cinta damai, tetapi kita lebih cinta KEMERDEKAAN".
[Pidato HUT Proklamasi, 1946]

• Kemerdekaan tidak menyudahi soal-soal, kemerdekaan malah
membangun soal-soal, tetapi kemerdekaan juga memberi jalan untuk
memecahkan soal-soal itu. Hanya ketidak-kemerdekaanlah yang tidak
memberi jalan untuk memecahkan soal-soal .... Rumah kita dikepung,
rumah kita hendak dihancurkan ..... Bersatulah Bhinneka Tunggal Ika.
Kalau mau dipersatukan, tentulah bersatu pula.
[Pidato HUT Proklamasi, 1948]

Janganlah mengira kita semua sudah cukup berjasa dengan turunnya
sitiga warna. Selama masih ada ratap tangis di gubuk-gubuk, belumlah
pekerjaan kita selesai! Berjuanglah terus dengan mengucurkan
sebanyak-banyaknya keringat.
[Pidato HUT Proklamasi, 1950]

Janganlah mengira kita semua sudah cukup berjasa dengan turunnya
sitiga warna. Selama masih ada ratap tangis di gubuk-gubuk, belumlah
pekerjaan kita selesai! Berjuanglah terus dengan mengucurkan
sebanyak-banyaknya keringat.
[Pidato HUT Proklamasi, 1950]Adakanlah ko-ordinasi, adakanlah simponi yang seharmonisharmonisnya
antara kepentingan Beograd dan kepentingan umum, dan
janganlah kepentingan Beograd itu dimenangkan di atas kepentingan
umum.
[Pidato HUT Proklamasi, 1951]
• Kembali kepada jiwa Proklamasi .... kembali kepada sari-intinya yang
sejati, yaitu pertama jiwa Merdeka Nasional ... kedua jiwa
ichlas...ketiga jiwa persatuan... keempat jiwa pembangunan.
[Pidato HUT Proklamasi, 1952]
• Bakat persatuan, bakat "Gotong Royong" yang memang telah berurat
berakar dalam jiwa Indonesia, ketambahan lagi daya penyatu yang
datang dari azas Pancasial.
[Pidato HUT Proklamasi, 1953]
• Dengan "Bhinneka Tunggal Ika" dan Pancasila, kita prinsipil dan
dengan perbuatan, berjuang terus melawan kolonialisme dan
imperialisme di mana saja.
[Pidato HUT Proklamasi, 1954]

0 comments:

Post a Comment