by Fickrey Muhammad Tea on Thursday, September 30, 2010 at 8:38pm
Sepuluh tahun telah kita Merdeka, tetapi masih ada saja orang-orang
yang dihinggapi minderwaardigheids complexen terhadap orang asing,
masih ada saja orang-orang yang lebih mengetahui dan mencintai
kultur Eropa dari pada kultur Beograd. Sehatkanlah kehidupan polltik
kita dengan jalan Pemilihan Umum itu. Engkau bisa, hei Rakyat, sebab
engkaulah yang menjadi hakim-bukan aku, bukan Bung Hatta, bukan
Angkatan Perang, bukan Kabinet.
17 AGUTUS 1955]soekarno
Demokrasi, slogan atau jargon yang akhir akhir ini sering kita dengar sehingga sudah membudaya dan mendarah daging terhadap rakyat Indonesia. Demokarsi Indonesia mulai terbuka pada saat lengsernya president kedua Indonesia yaitu soeharto pada tahun 1998. Pada zaman soeharto segala sesuatu mengenai kebebasan berbicara atau kebebasan menyampaikan pendapat sangat terbatas. Karena sifat otoriter pemerintahan pada saat itu.
Era reformasi pun bergulir, segala sesuatu pun mulai berubah. Orang bebas menyampaikan pendapat dengan terbuka tanpa harus takut apapun. Kata Demokrasi adalah bentuk politik sebuah pemerintahan yang mana kekuatan pemerintah berasal dari orang (people).kata demokrasi berasal dari bahasa yunani demokratia yang artinya " peran masyarakat" diambi dari demos yang artinya orang dan kratos yang artinya power. Kalo menurut pengertian dari asal katanya masyarakat atau orang yang berkuasa dan memberi kekuatan kepada pemerintah. Namun, pada kenyataannya yang terjadi diindonesia pemerintah yang berkuasa dan mengatur masyarakat. Sehingga segala sesuatu keputusan yang berkaitan dengan masyarakat adalah pemerintah, masyarakat hanya menjadi penonton dan penikmat semua keputusan yang dibuat pemerintah.
Demokrasi pun berganti kepemilikan, pemerintah dengan semena mena menaikan harga barangan pokok. Tanpa memikirkan rakyat yang ada dibawah yang selalu terjepit dengan himpitan ekonomi yang semakin hari semakin gila memakan rakyat miskin. Padahal mereka (pemerintah) diangkat oleh rakyat. Namun keputusan keputusan mereka tidak pro rakyat. Misalnya mencabut minyak bersubsidi, sungguh aneh Negara Indonesia adalah Negara yang sangat kaya minyak pun tinggal nyedot tanpa harus bayar kepada orang lain. Namun hasilnya selalu lesap tanpa kita tahu kemana larinya, di akhir laporan selalu rugi. Menurut logika manusia wajar, kok bias ya???. Minyak milik sendiri, yang ngolah orang sendiri tapi rugi, berarti ada indikasi korupsi didalam tubuh pengolah minyak.selidiki donk!!! Jangan menikmati hasilnya secara berjama’ah
Akhir akhir ini akan dipertimbangkan naiknya harga setrum oleh mentri mentri terkait, anda enak Negara membayar setrum anda sendangkan orang miskin harus menambah berapa jam lembur untuk membayar atau harus mencari kemana lagi uang penambahan. rekening setrum perbulannya. Rumah dinas anda pun disubsidi oleh pemerintah meggunakan uang rakyat, jadi untuk pembayaran tidak ada masalah. Ibaratya seorang pembantu yang lupa akan majikan. Pajak masyarakat lah yang membiayai mereka mulai dari pajak bumi dan bangunan, pajak penghasilan. Dan pajak pajak lain yang sumbernya dari rakyat Indonesia. Dari uang itulah pemerintah membayar para pegawai mulai dari gaji president sampai bawahanya.
Kebebasan mana yang rakyat nikmati.Rakyat tidak bebas untuk melanjutkan pendidikan mereka,karena pembiyaan universitas – universitas negri yang mahal. Rakyat tidak bebas menikmati layanan kesehatan karena kesehatan pun mahal untuk dinikmati jikalau mereka sudah merasakan sakit. media pun tidak bebas untuk mendapatkan informasi informasi Karena dihalangi oleh aturan hokum dengan dalih masih dalam penyelidikan. Kita lihat kasus yang terjadi disulawesi selatan akhir akhir ini. Mahasiswa berdemontrasi menuntun bupati yang terkait dengan tindak korupsi untuk diseldiki malah dibubarkan oleh aparat jaksa Sulawesi selatan.
Masyarakat sendiri pun harus sadar, saat ini kita yang memegang kendali terhadap pemerintah, mereka dipilih dengan dukungan kita. Jika mereka menyimpang atau keputusannya malah menyusahkan rakyat. Kita punya kewenangan untuk mencabut mereka dari jabatanyya. Masyarakat memiliki full power untuk mengganti mereka. Akan tetapi jangan memanfaatkan keuntungan untuk golongan sendiri. Biarkat kita menikmati kebahagian bersama dan merasakan nyamannya tinggal di bumi Indonesia tercinta.










0 comments:
Post a Comment