January 06, 2011

kuburan itu bernama "KUIS"

keangkuhan menapaki kokohnya blok blok buatan tangan manusia
hanya arsitek- arsitek dan para pewaris rencana pembangunan lebih arif mensikapi
betapa berfoya foya nya untuk hal itu.

nada - nada penuh ketakutan menggerayangi jasad yang bernama mahasiswa
atau kemalasan melanda bak sang beruang yang menghabiskan masa untuk menuai hasil di musim panas.
raga pencari keimanan hanya menaungi rumah suci dan hanya bermimpi untuk sendiri. atau pun mereka mencoba
berlari mengajak sang lalat untuk datang menggerabungi, namun kau hadiahkan sebuah pemukul
sehingga lalat pun ingin berlari menjauh.

bunga bunga yang tertutup menghiasi tanah luas tumbuh bermacam macam pohon keangkuhan
hanya menebarkan wangi wangian mistik yang menggugah sanubari hanya jasad yang sudah mati mampu
menghisapnya. wangi wangian busuk tak bisa kami hindari karena saat ia di bawa keluar dari pemakaman
hanya wangi itu yang boleh ia persembahkan, mengetuk manusia manusia yang lalai ingin selalu menjauhinya
dan hanya menghisap madu setelah habis mati di makan cacing tanah membusuk mendiami bumi.

syetan - syetan bersama hantu bekerja sama menakuti jiwa raga yang siap bangkit menatap langit.
yang siap berdiri diatas kaki, tidak satupun yang berani karena dalam hatinya sudah dihiasi ketakutan.
betapa ruginya, padahal kitab suci sudah mengajarkan ajian ajian untuk mengusir mereka, kemenyan - kemenyan mulai mewarani udara jernih
memanggil syetan untuk segera datang dan menghentikan setiap langkah kami.

kesunyian melanda, ketakuan melanda, siang datang kembali ramai datang untuk menziarahi tanpa berfikri
bahwa ziarah adalah untuk mengingatkan kematian sudah mendekat, ziarah adalah cambuk dimana kita harus memikirkan diri
bahwa suatu hari ini kita akan berbaring tanpa orang peduli.

sang dukun pun selalu membakar kemenyan kemenyan pemanggil arwah mahasiswa untuk selalu mengikuti syarat - syarat untuk hidup dibumi.
owh itulah kampusku, hanya sunyi senyap bak kuburan, hanya ada tangisan berasa ditinggalkan, dan hanya tawa bahagia bahwa kita sudah dibesarkan,
sungguh sia sia.

kami ingin datang sebagai kontraktor yang ingin memanfatkan tanah kosong untuk kami hidupkan, bersama aliran kitab suci yang membasahi setiap malam
sehingga sang mayat tidak lagi berasa sepi, dan sang malaikat munkar nakir pun tidak jadi menyiksa karena transfer amal setiap anak anak berbakti.
sang hantu berlari karena kita mempunyai ajian ajian dalam hati.

sang rumah suci pun bak gaungnya gunung gunung saat suara kita memantulkan sehingga setiap orang akan merasa di hargai, setiap keindahan gaungnya menjadi
penyemangat untuk melangkah lebih tinggi, gaungnya menjadi penghibur di kala kami sepi..

owh tuhan ampuni kami...biarkan kami meraih mimpi....ameen

0 comments:

Post a Comment