November 24, 2011

aku datang penguasa!!!

BUNGA DAN TEMBOK
Seumpama Bunga
Kami adalah Bungan yang tak kaukehendaki tumbuh
Engkau lebih suka membangun
Rumah dan merampas tanah

Seumpama Bungan
Kami adalah Bunga yang tak kau kehendaki adanya
Engkau lebih suka membangun
Jalan raya dan pagar besi

Seumpama bunga
Kami adalah Bunga yang dirontokan di bumi kami sendiri
Jika kami bunga
Engkau adalah tembok
Tapi di tubuh tembok itu telah kami sebar biji biji
Suatu saat kami akan tumbuh bersama
Dengan keyakinan : ENGKAU HARUS HANCUR
Dalam keyakinan kami
Dimana pun – tirani harus tumbang,
Solo, 87,88 (whiji tukul)
TANPA JUDUL
Kuterima kabar dari kampong
Rumahku kalian geledah
Buku-buku kalian jarah
Tapi aku ucapkan banyak terima kasih
Karena kalian telah mengajar anak-anakku
Membentuk makna kata penindasan
Sejak dini
Ini tak diajarkan di sekolahan
Tapi rezim sekarang ini memperkenalkan
Kepada semua kita
Setiap hari dimana mana
Sambil menenteng-nenteng senapan

Kekejaman kalian
Adalah bukti pelajaran
Yang tidak pernah di tulis Indonesia
11 agustus 96

SAJAK SUARA
Sesungguhnya suara itu tidak bisa diredam
Mulut bisa dibungkam
Namun siapa mampu menghentikan nyanyian bimbang
Dan pertanyaan pertanyaan dari lidah jiwaku
Suara – suara itu tidak bisa dipenjarakan
Disana bersemayam kemerdekaan
Apabila engkau memaksa diam
Aku siapkan untukmu : pemberontakan

Sesungguhnya suara itu bukan perampok
Yang ingin merayah hartamu
Ia ingin bicara
Mengapa kau kokang senjata
Dengan gemetar ketika suara-suara itu
Menuntut keadilan
Sesungguhnya suara itu akan menjadi kata
Ialah yang mengajarkan aku bertanya
Dan pada akhirnya tidak bisa tidak
Engkau harus menjawabnya
Apabila engkau tetap bertahan
Aku akan memburumu seperti kutukan
PERINGATAN
Jika rakyat pergi
Ketika penguasa pidato
Kita harus hati hati
Barangkali mereka putus asa

Kalau rakyat sembunyi dan berbisik – bisik
Ketika membicarakan masalahnya sendiri
Penguasa harus waspada dan belajar mendengar

Bila rakyat tidak berani mengeluh
Itu artinya sudah gawat
Dan bila omongan penguasa
Tidak boleh dibantah
Kebenaran pasti terancam

Apabila usul ditolak tanpa ditimbang
Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alas an
Dituduh subvensif dan menganggu keamanan
Maka hanya ada satu kata : lawan!

Sampai diluar batas

Kau lempar aku dalam gelap
Hingga hidupku menjadi gelap
Kau siksa aku sangat keras
Hingga aku makin mengeras
Kau paksa aku terus menunduk
Tapi keputusan tambah tegak
Darah sudah kau teteskan
Dari bibirku
Luka sudah kau bilurkan
Ke sekujur tubuhku
Cahaya sudah kau rampas
Dari biji mataku
Derita sudah seleher
Kau
Menindas sampai
Diluar batas
AKU MASIH UTUH DAN KATA KATA BELUM BINASA
Aku bukan artis pembuat berita
Tapi aku memang selalu kabar buruk buat penguasa

Puisiku bukan puisi
Tapi kata kata gelap
Yang berkeringat dan berdesakan
Mencari jalan
Ia tak mati-mati
Meski bola mataku diganti
Ia tak mati – mati
Meski bercerai dengan rumah
Ditusuk sepi
Ia tak mati mati
Telah kubayar yang dia minta
Umur-tenaga-luka.

Kata-kata itu selalu menagih
Padaku ia selalu berkata
Kau masih hidup

Aku memang masih utuh
Dan kata kata belum binasa

0 comments:

Post a Comment