Dalam sebuah perjalanan ke bogor, sempat berbicara panjang tentang kehidupan tukang ojeg yang saya tumpangi. sepanjang perjalanan saya menanyakan tentang kehidupan pribadinya. “ saat berbicara tentang pabrik aqua yang terletak didaerah cicurug, beliau mengatkan bahwa ijazah SMA nya tidak terpakai, sebab tidak bisa bekerja beliau mengatakan hal seperti itu”. mudahan beliau diberikan kemudahan dalam menempuh kehidupan yang sulit ini.
Dunia pendidikan sudah tidak lagi diminati oleh kebanyakan penduduk sukabumi, orang yang bependidikan dan lulus dari strata satu sudah menjadi langka apa lagi yang master mungkin bisa dihitung jari. Dari kasus diatas kita dapat menyimpulkan sebuah paradigma yang sedikit keliru tentang pendidikan yang sudah mendarah daging dan mengakar dalam tubuh masyarakat sukabumi pada saat ini. Bahkan ada juga orang tua yang mengatakan “keur naon kuliah ari awewe mah, ujung – ujungna mah pasti kadapur”. Paradigma mereka tentang pendidikan adalah “pendidikan untuk bekerja”. Sehingga banyak orang setelah lulus sma terus bekerja dan mendapatkan penghasilan yang cukup untuk makan dan anak family sudah dianggap cukup dan memadai. Akibatnya banyak setelah menjalani masa tua atau senja masih bekerja dengan kuantitas yang sama ketika masih muda. Kekurang waspadaan dan kurangnya informasi yang mereka terima, lambat laun kehidupan akan semakin sulit, nilai uang akan semakin terkikis. Misalya saat kita masih kecil uang 500 rupiah masih sangat besar. Namun kita lihat sekarang harga sebuah uang mulai menaik. Bahkan seribu rupiah sudah menjadi harga yang tidak cukup bernilai. Saat kita muda mungkin gaji yang kita terima mungkin masih cukup untuk membiayai kehidupan kita pada saat ini namun di kemudian hari nilai uang yang kita terima tidak mencukupi biayai kehidupan, tanpa kita mengembangkan pengetahuan dan skill kita dalam hal sesuatu yang geluti pada saat ini. Kita juga tidak bisa menyalahkan paradigma masyarakat tentang hal tersebut. Karena dalam dunia nyata sebuah lowongan pekerjaan biasanya diiringi dengan persyaratan lulusan atau ijazah contohnya S1, diploma, atau SMA.namun banyak juga orang yang berhasil setelah lulus SMA atau sederajatnya yang berhasil membangun kesuksesan dalam hal harta.
Semua beban dan tugas ini adalah kaum yang mengerti tentang sebuah pendidikan, kaum intelektual dan para pemerintah daerah sukabumi untuk kembali merubah paradigma berfikir masyarakat tentang pentingnya sebuah pendidikan. Dalam sebuah buku harta vs asset Bahwa pendidikan adalah sarana untuk memperbanyak, memperluas dan memperdalam paradigma yang baik, benar, terarah, tepat dan terkini. Pendidikan juga bukan factor utama untuk menjadikan seseorang menjadi sukses, tetapi bagaimana kita dapat mengenali peluang dan menyikapi peluang itulah yang menjadi factor sukses. Hingga dalam mengambil keputusan, atau dalam menentukan sesuatu dengan penuh perhitungan yang matang. Yang akan menjauhkan penyesalan dari sebuah kesalahan dalam pengambilan keputusan.sehingga akan meminimalisir dari sifat spontan, seperti tawuran warga, kerusuhan, Kita juga tidak akan sembarangan dalam memilih seorang pemimpin, atau wakil rakyat yang akhirnya akan merugikan diri sendiri dalam masa yang akan datang.juga mengurangi aksi politik uang yang diberikan oleh para pemimpin yang akan bertanding Semua sudah terprogram dan terplanning dengan sangat baik.
Media juga sangat berperan aktif untuk menggedor daya baca masyarkat, saya sering melihat mereka membaca sebuah surat kabar yang menyedikan informasi seputar olahraga. Setelah membaca berita olahraga lantas mereka meletakannya. perlahan – lahan orang mulai ketagihan untuk membaca walaupun masih dalam kuantitas yang masih sedikit. Namun tidak sedikit orang yang sudah melalui prosesi pendidikan bahkan sudah hampir menempuhi starta akhir. Mereka masih bersikap seperti orang yang tidak berpendidikan. Lihat saja tawuran yang terjadi antara sma, tawuran antara mahasiswa, karena paradigm mereka tentang sebuah pendidikan masih sangat keliru, jikala paradigm mereka tentang sebuah pendidikan adalah untuk berfikir lebih terarah, lebih matang. Mereka akan memikirkan segala sesuatunya dengan sangat baik. Sehingga hal – hal yang berbau sifat primitive bersifat anarki akan mulai terhapuskan. Jikalau kita mengerti dan memahami wawasan tentang suatu hal, maka fungsi kita akan berubah menjadi pengontrol pemerintah, untuk sekarang ini kita tidak bisa terlalu mengandalkan anggota DPR, karena akhir akhir banyak anggota dewan yang terlibat dengan kasus korupsi.
Dalam realitas kehidupan, Pendidikan juga ada yang bersifat formil dan informal. Pendidikan formil yang sebelumnya kita ketahui, SD,SMP,SMP dan jenjang univesitas. Mungkin dengan alas an finansial akhirnya tidak dapat melanjutkan kesebuah pendidikan formil namun, ada gaya pendidikan yang lainnya yaitu informal: Mario teguh pernah mengatakan dalam golden ways, “belajarlah dari kehidupan”. Itulah yang dimaksudkan dengan belajar informal. kita masih bias bersaing dengan orang yang dalam pendidkan formil. Contoh saja buyahamka, adakah beliau mengecapi sebuah pendidikan formil?? tapi namanya tekenal dengan keilmuannya, karena beliau belajar dari kehidupan, dengan rajin membaca buku. Dan mempelajari ilmu yang lain dengan menambah skill dan menjadikan profesionalis. Kalo kita tidak bias membeli buku, kita bisa meminjamnya atau kita bias pergi keperpustakaan daerah sukabumi, kita bias membaca dengan gratis tanpa harus membeli buku. Namun kemampuan kita akan bertambah, pengetahuan kita juga akan semakin meluas. Dan menjadikan diri kita sebagai SDM yang berkopetensi dan berpengatahuan.
Perjuangan kita sekarang bukan untuk merebut kemerdekaan dari penjajahan colonial, tetapi perjuangan untuk merebut kemerdekaan dari ikatan paradigam yang salah. Perjuangan atau kebebasan waktu, pikiran, perasaan dan finansial.
Ryan FIkri ( tulisaN Pertama yang di kirim ke penerbit).









0 comments:
Post a Comment