the owner of blog

Name : Muhammad Fikri Email : a_fik_ri@yahoo.co.id BACKGROUND STUDY Basic school of Negri Sudajaya Hilir II Sukabumi 1996 - 2001 Secondary high school of Negri I Sindangwangi, Majalengka 2001 - 2004 High School of Madrasah Aliyah Al-hikmah Jakarta Selatan, Bangka 2004 - 2007 Diploma syariah dan undang undang di MADIWA Perak Malaysia 2008 - 2009 Degree of Islamic Banking, SIIUC (Selangor international Islamic university college),bangi Malaysia present..

Bang Iwan Fals

Iwan Fals or Virgiawan Listanto (born September 3, 1961 in Jakarta) is an Indonesian singer and songwriter. He has released several dozen albums of mostly solo guitar-based material in a style said to be influenced by Bob Dylan. He is considered a popular singer in the country. He is known as a social observer and protest singer..

Organisasi

persatuan pelajar indonesia se malaysia, adalah organisasi aku bernaung untuk menambah sebuah pengalaman, untuk menampung semua aspirasi PPI cabang seluruh malaysia, ditugaskan sebagai mentri Kordinator membawahi bidang infokom dan hubungan international..

My favorite time

kalah atau menang tetap jadi pilihan, bravo and glory Manchester United..

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

July 22, 2010

pesanan imam syafi'e

orang berilmu dan beradab tidak akan pernah diam di kampung halaman
tinggalkan negrimu dan merantaulah ke negri orang
merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dan kerabat dari kawan
berlelah lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang

aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan
jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, kan keruh menggenang

singa jika tak tinggalkan sarang tak akan mendapatkan mangsa
anak panah jika tak tinggalkan busur tak akan kena sasaran

jika matahari di orbitnya tidak bergrak dan terus diam
tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang

bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang
kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa
jika didalam hutan
imam asyyafie

kh rahmat abdullah berpesan

teruslah bergerak hingga kelelahan itu lelah mengikutimu
teruslah berlari hingga kebosanan itu bosan mengejarmu
teruslah berjalan hingga keletihan itu leth bersamamu
teruslah bertahan hingga ke futuran itu futur menyertaimu
tetaplah berjaga hingga kelesuan itu lesu menemanimu..
ustaz rahmat abdullah.

Penantian indah

Keheningan pagi masih menyelumuti kota sukabumi, semilir angin dan dinginnya pagi membuat para manusia kembali terlelap dengan mimpi-mimpi indah, sekalipun panggilan ilahi memanggil-manggil para insan, tetap saja nafsu yang menang, melihat tempat tidur ibarat surga yang melambai-lambai menolak pun seakan menolak ni’mat yang telah Tuhan bagi.
Kedamain juga keheningan menambah hangatnya pagi yang begitu dingin, rasa ingin kembali memejamkan mata yang masih terasa berat untuk dibuka, melihat indahnya kuning sinar matahari serta titik embun yang jatuh dari daun daunan pohon setitik demi setitik membasahi tanah yang telah lembab dengan suasana malam yang dingin, perlahan tapi menyegarkan suasana pagi.
Kicauan burung terdengar bersahutan isyarat pagi telah kembali, isyarat harapan baru telah datang menyapa. Kegelapan malam mulai hilang sedikit demi sedikit dihapuskan cahaya sang mentari keemasan, membuka hati yang dilanda kegelapan.
Mengawali Pagi hari yang cerah dengan sedikit sinaran kekuning - kuningan matahari dari ufuk timur, orang sudah terbiasa berkumpul diwarung kopi,dengan tambahan gorengan dan sebatang rokok ditangan. ngalor ngidul obrolan diselingi gelak tawa menambah riuhnya suasana pagi.
Diwarung mang Ade mereka biasa menghabiskan pagi mereka, golok, cangkul, menyertai mereka. Dipelataran warung mang ade kami biasa memanggilnya, dia mewarisi warung yang sudah lama ayahnya jalani. Menjual gorengan, rokok eceran, makanan ringan, sebuah tempat duduk yang sengaja disediakan untuk warga. Sebatang bangku panjang dari kayu bekas yang telah disempurnakan dipoles beberapa kaleng hiasan warna untuk menambah indahnya pemandangan pelataran warung.
Ditengah obrolan, adahal yang menarik berbeda dari hari yang lain, perbincangan yang biasa dibincangkan oleh orang berdasi atau konglomerat yang bisa bertahan diatas penderitaan orang miskin, biasa menari diatas penderitaan kecil. Tertawa dikala tangisan melanda, bersedih ketika jabatan kembali menjauh darinya, padahal semua akan kembali kepadaNya. Apapun yang kita lakukan akan diabalas olehNya setimpal apa yang telah kita lakukan. Uh” jack ari globalisasi teh naon, ceunah jadi hese neangan gawe teh” udin bertanya kepada jaka, nama aslinya jack itu jaka wiwaha. Tapi dia bilang biar gaul panggil jack saja. Sambil senyum jaka menjawab pertanyaan udin “ nya ari maneh nanya ka urang sd ge teu lulus, urang mah, manehmah ngahina kaurang. sambil berkerut dahi yang kehitaman terjemur oleh matahari dikala ia bekerja” jawab jaka, diselingi gelak tawa orang yang berkumpul diwarung. Beberapa detik kemudian gelak tawa mereda, kemudian pak RT 01, namanya pak acep yang ikut hadir menyemarakan pagi menjawab “ globalisasi mun sanyaho bapak mah” keningnya mengerut memikirkan kata yang harus ia ucapkan, menghaluskan kata sehingga mudah dicerna oleh warga kampung yang notabene tidak menginjakan kakinya disekolah. karena usianya yang sudah lanjut, penghormatan kepadanya dengan gelaran bapak..sambungnya “barang teh jadi mirah” tapi!! Terkejut dengan menaiknya intonasi kemudian terdiam beberapa saat dengan menaikan suara agak tinggi, jaka memotong “ naon pak rt?” sorot mata para warga beralih kearah jaka karena secara tiba tiba ia melontarkan pertanyaan. pak rt melanjutkan kembali “ hese neangan gawe”. Dengan penuh perhatian, mereka begitu terkejut mendengar penjelasan pak rt.suasana menjadi hening, Meninggalkan begitu banyak hati yang penuh pertanyaan. Menambah gundah gulana kejamnya kehidupan.
Panas matahari mulai mencubit kulit mereka dengan rasa panas, perlahan orang orang mulai meninggalkan warung seorang demi seorang. Mayoritas penduduk kampung lembur pasir berprofesi sebagai petani. Rata-rata tingkat pendidikan mereka hanya lulusan sd paling banter lulusan SMA. Yang sarjana bisa dihitung dengan jari. Karena doktrin mereka hanya untuk bekerja atau tingkat pendapatan mereka pas-pasan, masih bisa bertahan hidup saja dah untung”ujar mereka.
Didepan rumah udin merenung, memikirkan apakah dia bisa bekerja atau tidak tatkala era globalisasi. Udin adalah anak terakhir dari lima anggota keluarganya, kakak-kakaknya udin semuanya telah menikah, tinggallah udin bersama ibunya berdua, bapaknya meninggal dunia ketika udin masih duduk di bangku smp. Kakannya udin tinggal dengan suami mereka.
Kulit hitam kecoklat-coklatan, mata bulat menatap tajam masa depan yang masih panjang, rambut kemerah-merahan menandakan ia sering berpanasan dan hujanan mungkin juga udin jarang mencucinya, tangan kekar timbul urat-urat mencengkram kerasnya hidup. Kerja buruh kasarpun udin lakukan demi menyambung hidup, karena setelah ayahnya meninggal tinggallah udin anak laki satu-satunya yang bisa diandalkan. Kepalan tangan menggenggam keras karung yang beratnya melebihi badan udin, keringat bercucuran melewati kulit hitamnya. Sambil menghembuskan napas melepaskan beban hidup yang selama ini menghinggapi kehidupannya. dengan sekali tarikan napas “uh” udin kembali mengangkat barangnya kembali. Udin melewatkan hari-hari dengan penuh semangat untuk menafkahi ibunya yang tinggal sebatang kara. Namun kini perasaan bosan dan takut mulai menghinggapi hatinya.
Hari minggu pagi, suasana pasar kembali ramai riuh dengan pedagang serta para pembeli mulai berdatangan. Tukang ojek seliweran meramaikan pasar, angkot berhenti didepan pasar menambah sumpeknya suasana pasar, macetpun tak bisa lagi dihindarkan.
Dalam keramaian udin terlihat tidak bersemangat, berpuluh puluh ide menyelimuti kepala udin, semakin gusar ditambah riuhnya pasar, garuk kepala, mondar mandir, udin tidak menghiraukan pelanggan yang memintanya mengangkut barang. Padahal itulah kerjaan dia sehari-hari yang membantu dia mempertahankan hidup. hingga akhirnya udin kembali pulang kerumah tanpa membawa apa-apa hari itu.
Udin terkejut sambil matanya menatap jam dinding yang terus berdetak tanpa terasa. “ aduh euy can solat asar” rasa sesal menyelmuti hati, melongok ke arah jam dinding satu – satunya yang menempel di dalam rumuhnya, jam menunjuk pada angka lima, mengucek ngucek mata, kemudian berdiri sambil menggerakan badan menghilangkan rasa kantuk yang masih kuat menyerang. haturnuhun yaallah”seraya mengucapkan terima kasih kepada allah karena telah membangunkan disaat ia terlelap ditemankan keindahan alam mimpi. sekembalinya udin dari pasar kemudian ia menunggu malam dengan berbaring didipan yang mulai reot. Beberapa menit kemudian udin terlelap dibuai mimpi mimpi indah yang tak mungkin ia dapatkan dalam dunia nyata. Ia bangun kemudian Berjalan dengan penuh semangat udin menuju kamar mandi. Entah apa yang ia dapatkan ketika tidur tadi.
Dari senyumannya terlihat ada hal yang ia harapkan dapat kembali, secercah cahaya kebahagiaan mulai muncul dimata udin yang semakin mengkilat ditambah sinaran matahari melewati kepala udin. Terkejut udin melihat jaka sudah berdiri mematung didepan pintu.” Jaka bertanya kepada udin..kunaon maneh sura seri teu jelas kitu” rasa penasaran jaka menggunung saat melihat udin tersenyum tanpa sebab.ada apa gerangan dalam diri udin. Meletus lah pertanyaan dari mulut jaka tanpa ia sadari saking penasarannya. jaka biasa mengunjungi rumah udin, dari pagi sampai sore terkadang jaka juga menginap dan besok paginya baru pulang. Sejak dari kecil jaka dan udin sudah berkawan, hingga perasaan malu ataupun kikuk memasuki rumah orang lain dan berhari hari tinggal menginap menguap ibarat air yang menguap di kala sinar matahari menyentuhnya. Pertanyaan jaka ia tak hiraukan hingga meninggalkan penasaran. “ ari maneh” gusar jaka.
Hari berikutnya, Sesampai dipasar udin terus menuju ke tukang Koran, setelah membayar beberap lembaran seribu rupiah. dia baca dengan penuh kekhusuan sampai ia tak hiraukan pekerjaannya. Tersungging senyum, kembali menaikan dahinya, berulang kali ia melakukan hal itu, sampai jaka menghampirinya dan bertanya “ kunaon ari sia din, siga nu heueh wae maneh mah” melongok udin kearah jaka. Gigi kuningnya menyambut penasaran jaka..
Nun jauh dinegeri seberang , kebiruan langit diiringi kepulan asap dan gumpalan awan yang terus berjalan tanpa henti, terkadang cerah menghiasi langit tergambar lukisan indah anugerah allah gusti nu agung, hitam nya dia, bergalayut ingin menumpahkan beban yang ia punya, menakutkan manusia yang hatinya takut akan kematian, kilatan cahaya menambah suramnya suasana pagi dikampung, menyelimuti dinginnya pagi.
Berbeda dengan hari biasanya, hari ini udin memakai kemeja, celana hitam, rambut tersisir rapi. Ibunya bertanya” bade kamana maneh teh din” sembari tangannya bermain main dengan pisau dan sebatang wortel ditangannya. Udin berhenti sejenak menoleh kearah ibunya, kemudian kembali berjalan menuju ke tempat sepatu, sambil menjawab “ bade mirarian tempat kursus mak, udin maca Koran kamari lamun bade mirarian pagawean teh di era globalisasi mah kudu tiasa bahasa inggris saurna mah”. Ibu nya kembali bertanya “terus upami bayarna kumaha”. Senyuman udin kembali tersungging dari bibirnya yang telah kering.”insyaallah mak upami diajar mah aya rezekina”.
Angkot nombor 20 jurusan Ramayana balandongan mengantarkan udin ke terminal Ramayana orang biasa memanggilnya. walaupun tidak ada nama yang jelas pada terminal tersebut. Udin melanjutkannya dengan berjalan kaki, diiringi panas terik matahari, berjalan dengah penuh semangat menyisiri toko – toko melindungi dirinya dari sengatan matahari. 15 menit kemudian udin sampai di degung untuk menaiki angkot berikutnya.
“Stop mang dipayun”, udin berhenti di perempatan lampu merah degung. Setelah membayar udin berjalan menyisiri trotoar degung yang dihuni pedagang kaki lima terpaksa udin harus turun naik dari trotoar kejalan, dari seberang jalan terdengar sayu sayu suara pengamen jalanan mendendangkan lagu diiringi ukulele dan gendang yang menyatu sehingga terbentuk symphony nada yang memanjakan para pengguna jalan. Huluran tangan dari kendaraan dibekali uang seribu rupiahan dalam gempalan tangan, balasan sebuah kreatifitas penyanyi jalanan.
Sudah beberapa bulan ini udin tak pernah menginjakan kakinya lagi ke daerah degung, terheran heran melihat banyak perubahan dalam tata kota, rumah tua yang dulu menghiasi pemandangan tepian jalan berganti dengan perumahan mewah. Meringis ia melihatnya bukan karena tidak mempunyai rumah, tapi karena sudah jauhnya ia tertinggal dari sebuah kehidupan. Mall besar menjulang menutup sinar matahari yang biasa membentang dari barat hingga ketimur. Rumah sakit dan terminal degung sudah berganti wajah menjadi nan rupawan.
Dari arah Jakarta meluncurlah sebuah bis membawa penumpang dengan penuh sesaknya. Lampu hijau dan merah saling berganti. Celingak celinguk dari kiri ke kanan mungkin ia terlewat menuju tempat kursus bahasa inggris yang ia baca dalam sekelebat halaman selembar Koran berita harian.
Tersenyum ia saat melihat papan nama besar bertuliskan English course Cambridge, lega dan berjuta Tanya saling menyerang bertempur dalam sanubari. Keyakinan ia kumpulkan dalam hati untuk masuk kembali berjuta rasa rendah hati merasuk merubah keyakinan. Berlalu lalang orang yang keluar masuk sambil berceloteh dalam bahasa asing, mulai berpakaian sma, smp bahkan ada yang sudah berumur. Udin longokan kedalam sambil memastikan di mana tempat ia akan bertanya dan mendaftar. Melihat gelagat aneh orang tak dikenal, satpam tempat kursus menghampirinya di kemudian hari udin mengenalnya bernama mang usep. Ada apa bang?? Berbahasa Indonesia dengan logat sunda yang menjadi ciri khas orang jawa barat pada umunya. Meleleh keringat dingin mentitik dari hujung rambut.
Sambil terbata bata udin menjawab “ betul ini tempat kursus bahasa inggris ea??” perasaan lega kembali menghapiri udin berbarengan Anggukan kepala satpam tadi “ mw daftar ea dek?” pertanyaan satpam tadi menghentikan keleagaan udin. “ iya pa” jawab udin singkat. Kemudian satpam tadi menghantar udin ke tempat pendaftaran. Di balik meja duduk seorang laki laki yang sudah berumur dihiasai bingkai lukisan saat ia bersama orang orang asing sambil tersenyum.
Sesaat kemudian ia berdiri dan menjulurkan tangan mengajak udin bersalaman, udin balas dengan menjulurkan tangan dan keduanya bersalaman “ silahkan duduk” ucap bapak bapak tua. Dengan penjelasan mantap penuh dengan keyakinan ia menjelaskan tentang lingkungan tempat kursus, mulai dari harga dan waktu waktu untuk belajar. Kemudian beliau menawarkan paket paket kursus yang mereka telah sediakan. Udin memilih paket malam karena siang ia harus kerja mengangkut barangnya dipasar. Mw bayar semuanya dek?’’ udin menjawab “ setengah dulu za pa”. udin merogoh sakunya kemudian mengeluarkan uang 2 lembar 50 ribuan. “ia hembuskan perlahah nafas dari mulutnya dengan memuncungkan bibirnya, ragu ragu menghampirinya kembali, uang yang sengaja ia kumpulkan untuk hal – hal yang mendadak saja. Terkeluar dengan mudahnya. Satu lembar bon bapak tadi sodorkan ke udin tertera dalam kertas bon seratus ribu rupiah. Setelah bersalaman udin membalikan tubuhnya untuk segera pulang. Oia dek” mengejutkan udin “ jangan lupa kamu dah bias mulai belajar”. Sejurus kemudian udin menjawab “ terima kasih pak”. Ucapan salam menutup perbincangan hari ini.
Setelah bekerja ia bergegas menuju kerumah, kemudian udin berangkat menggunakan kenderaan umum mengikuti rute kemarin yang ia lalui. Sesampainya di tempat kursus ia terus masuk menaiki tangga pertama, kemudian ia memasuki kelas dengan pastinya. Kemarin ia sempat menanyakan kelas ia dimana. Tanpa ragu ragu lagi ia masuk kelas, sudah ada beberapa orang yang duduk di dalam kelas, saling berkenalan masing masing, namanya putrid, astir, dan dyo mereka sama sama kerja disiang harinya. Mereka saling bercerita baground masing masing sambil diseliingi guyonan ringan.
Ucapan salam membuyarkan obrolan mereka, dia berdiri didepan white board dan memulai ucapan pertamanya dengan memperkenalkan diri “ nama saya asgar hutobiang” dia berasal dari medan, pak asgar sudah menetap di daerah kami selama 5 tahun yang lalu. Dia ceritakan perjalanan dia saat bersentuhan dengan bahasa inggris, dia juga pernah berlabuh di asutralia, eropa. Aku kagum dengan bapak asgar di usia yang masih relative muda dia sudah banyak mempunyai pengalaman yang luas dalam menapakai bumi yang luas. Ia sambung dengan kata kata motivasi bahwa inggris tu mudah kalau kita menganggapnya mudah dan ada will power, udin lihat kawannya mengangguk kecil mengiyakan setiap baik bait kata motivasi yang mereka dengar.
‘lets start our class”, udin dan kawan jawab dengan jawaban “yes”. Pelajaran pertama yang pak asgar ajarkan bagaiaman mengucapkan huruf – huruf dalam bahasa inggris. Beberapa kali pak asgar bacakan kemudian kita mengulanginya secara bersama sama sampai pronunciation sesuai dengan kaidah bahasa inggris. Dari huruf a sampai z akhirnya selesai juga. Satu am berlalu tanpa terasa, udin membulak balikan buku yang ia telah baca, udin mencoba mengulanginya dengan lirih.
Udin memasuki kelas berikutnya untuk conversation digabungkan dengan seluruh kelas yang ada di tempat kursu tersebut. Satu jam pertama untuk materi materi yang berhubungan dengan bahasa inggris, seperti grammar, pronunciation dan penambahan vocabulary. Jam kedua untuk melatih setiap vocabulary yang sudah di berikan supaya tidak mudah hilang dan mulut kta terbiasa dengan bahasa inggris. “ ucap mrs yayang”. Udin duduk berhadap hadapan dengan seorang pelajar dari kelas lain. ia bersalaman kemudian memperkenalkan diri dengan menggunakan bahasa ingris “ what your name “ degan terbata bata udin menyebutkannya. Disusul dengan pertanyaan “where have you been living” lawan berbciara menajwab dengan bahasa inggris. Sesekali udin menanyakan vocabulary yang udin tidak tahu kepada guru yang berjaga saat conversation.
Sudah tiga bulan udin belajar di tempat kursus, bahasa inggrisnya pun sudah mengalami kemajuan yang pesat. Setiap hari ia baca buku dan mengulanginya di rumah terkdang ia mengulanginya sampai larut malam, kadang ia gunaka untuk bercanda dengan jaka Ia suka melihat saat muka jaka terlihat kesal sesumbar ia ucapkan“balaga manehnya “. Udian jawab dengan senyuman. uang yang ia sisishkan ia belikan kamus inggris Indonesia karya jhon echol. Tak ayal jika kemampuannya melebihi kawan – kawannya.
“Today we will practice our English with foreigner”ucap pak asgar disambut riuhan yes dalam kelas. Satu kampus Cambridge berangkat menggunakan bis ke suatu tempat didaerah hujung sukabumi, disana ada pusat Cambridge institute, tenaga pegajarnya orang asing yang sengaja didatangkan dari asing.
Udin dan kawan disambut para guru asing didepan center of Cambridge institute. Semua saling berjabat tangan tanpa terkecuali. Semua pelajar menuju kearah park didalam center Cambridge institute dan duduk membentuk lingkaran besar. Sir Edward dari amerika mengawali speech dengan menggunakan logat amerikanya, udin dan kawan kawan sibuk dengan pena dan buku kecil yang sengaja dipersiapkan untuk menulis setiap kata kata yang tidak faham kemudian hari ia akan tanyakan. Setiap huruf dan kata yang diucapka sir Edward udin pahaminya tanpa mengalami kesusahan. Udin sering mendengar kata kata tersebut disebuah tukang vcd, penjual vcd tersebut selalu memutarkan film film. Udin selalu melihatnya dikala senggang atau saat dia berhenti untuk makan. Udin hanya mengangguk ngangguk kecil.
Diruangan pertemuan udin berbicara dengan penuh semangat dengan sir Edward, pronounciation tidak beda jauh dengan sir Edward. Sir Edward terkejut dengan kemampuan udin dalam speaking, hanya ucapat “great” yang mampu ia berikan kepada udin. Ia membisikan sesuatu ketelinga udin “ do you want to go to amreica”, mata udin terbeliak, kemudian ia lontarkan pertanyaan “for what” seraya udin menjawab “ there is scholarship for you “ bertambah kebingungan udin “are u sure “ cerocos udin “and then why you are choosing me “. Sir Edward menyatakan kekagumannya dengan gaya bahasa udin. Ia menitipkan kartu nama dan beberapa nombor penting jika udin menginginkannya.
Puji syukur udin ucapkan sepanjang perjalanan perjalanan. Di atas paras mukanya terlihat cahaya kebahagiaan, sumringah kebahagiannya terhenti disaat wajah ibunya terbayang, bagaimana dengan ibunya jika ia pergi, siapa yang menjaganya, siapa yang akan menemaninya dikala sepi. Keluhan nafas ia hembuskan.uh. deni kawan sebanku udin saat perjalana pulang “ what wrong bro” dengan kening mengerut “ udin jawab dengan lemah “ its ok, nothing wrong”.
Sudah dua hari udin menahannya untuk menanyakan kesiapan ibunya jika ia pergi ke America untuk menempuh belajar. Ibunya sedang duduk di pelataran dipan rumah, udin menghampirinya, ia mulakan dengan menanyakan gimana pekerjaan ibunya, kemudian pertanyaan yang sebenarnya udin dah tahu jawabannya. Ibunya heran dengan udin. Aya naon din?” ibuny bertanya. Udin jawab dengan malu malu sebab ibuny dah tahu apa yang ia tanyakan hanya sebuah pencingan saja. “ Kieu ma kumaha upami udin bade neraskeun belajar” nya mangga” ibunya menjawab dengan penuh antusias. “terus ma upami belajar diluar “ berkali kali ia ragu mengucapkannya “ luar mana din” udin menajwab luar negri ma? Tangannya yang sedari tadi memotong sayuran berhenti sejenak. “terus kumaha upami bayarna din” wajahnya terlihat begitu penasaran. Udin menjawabnya dengan lembut “ aya nu pangmayarkeun ma gratis sadayana” ibunya udin menajwab “ ya ibu mah tergantung udin mw di terima pa nggak” udin mejawabnya “ terus gimana dengan ibu” “ibu nya menjawab Ibu mah ada allah yang akan menjaganya, jangan khawatir din” udin terkejut dengan jawabannya ibunya.kemudian ia peluk erat beriringingan dengan melelehnya air mata kebahagian. “haturunuhun” ucap udin perlahan.
Dikala sunyinya malam menjelang sepertiga malam, udin sudah terjaga dari tidurya, kemudian ia menuju ke kamar mandi, dialirinya anggota wudhu dengan penuh kekhususan. Ia gelarkan sajadah menghdap kiblat tidak lupa ia kenaka kopiah dan sarung tanda kelengkapan sholat. Takbir yang panjang yang ia lirihkan menghidupkan suasana malam. Dalam sujud panjangnya ia ajukan permintaan dengan tuhan penguasa alam dengan do’a panjang. Ia harapkan semoga pilihannya sesuai dengan kerhdioan tuhan. Sholat witir mengakhir dzikir panjang mala mini.
Terdegar pupujian dikala subuh dari masjid al furqon, suara indah mbah ned mengajak para umat untuk bangun dan menyembah tuhannya. Akhir kalimat pupujian di sambung dengan adzan subuh menutup kerajaan malam.
Setelah sarapan pagi udin bergegas pergi ke pasar, ia sempatkan untuk mamir ke wartel milik mang kohar. Udin menelepon sir Edward bahwa ia siap untuk menempuh perjalanan study di amerika. Kepalan tangan disambut dengan suara yes dari mulut udin. Mengawali pagi yang indah dengan kebahagian. Udin masih terngiang dengan kata kata sir Edward “ three days later I will give u confirmation”. Tidak hentinya udin mengucapkan kalimat tahmid memuji tuhan yang maha tahu.
Hari ini adalah hari dimana udin akan mendapatkan information, ia tekan nombor yang tertera dalam kartu nama, suara seseorang terdengar dari sana. Hallo, good morning” udin menyapanya. Sambil memegang gagang telephon yang masih tersambung air mata udin meleleh membasahi pipinya saat ucapan congratulation keluar dari mulut sir Edward.
Udin berlari kearah rumah tidak jadi pergi pasar saking bahagianya. Beberapa hari kemudian orang kiriman sir Edward datang. Bapak hasan namanya, ia datang untuk membantu udin dalam pengurusan paspor dan semua persyaratn udin yang harus diselesaikan. “ satu minggu datang lagi ea dek” ucap pegawai imigrasi.
Hari hari terakhir ia habiskan dengan bercengkrama dengan sanak family, kawan kawan kampong, khusunya dengan ibunya yang hanya sebatang kara. Malam sebelum berangkat penduduk kampong datang untuk berdo’a untuk keselamatan udin di negri sana. Sholawat ke atas nabi mengakhiri acara selamatan.
Suara mobil jemputan menderu menghampiri rumah udin, isak tangis tidak terbendung lagi pelukan erat dari ibunya udin seakan tidak rela untuk melepaskan anak lakinya, mereka silih bergantian berpelukan. Kakanya membekalkan sesuatu dalam bungkusan amplop kecil “ ker bekeul ka bandara “. Dari jauh jaka memandangi kawan karibnya ragu untuk mengucapkan selamat tinggal. Ia berjalan perlahan lahan menghampiri udin. Udin terus menghamburnya dengan pelukan erat sambil menangis ia mengucapkan “hebat maneh, geura balik” dib alas dengan tinjuan ringan, kelopak mata udin bengkak, matanya masih sembab bekas menangis.
Ia lambaikan tangan dari dalam mobil kijang yang ia tumpangi. Perlahan ia bergerak meninggalkan kampong halaman tecinta. Udin akan menjalani pendidikan undergraduate selam 3 tahun dalam bidang economic and e- commerce. Take off pesawat american airlane mengawali hidupnya di dalam perantaun.

Kegelapan menaungi bumiku


Kegelapan menaungi bumiku
Pagi ini aku termenung menatapi langit shatila, gumpalan awan kehitaman bercampur dengan asap pembakaran  bercampur dengan debu debu hasil peperangan, rona rona kehidupan mulai terasa berjalan menapaki langit langit shatila. Lereng lereng gunung pasir bepindah tertiup angin yang sesekali datang berhembus dengan kuat. Sayup - sayup terdengar  suara rintihan dari kejauhan terbawa angin hingga membentuk nada kematian menyayat hati yang mendengar. tersemai sinaran matahari menyuburkan kembali hati yang sedang merana tenggelam dalam kesedihan. Keheningan malam terganggu dengan datangnya suara deruman mesin. Entah apa yang mereka lakukan dimalam hari. Beberapa saat menjelang pagi Satu kompi serdadu berhamburan menyebar mencari posisi, dikala penduduk kampung shatila dibuai dalam mimpi mimpi panjang hingga lalai meniti titah tuhan di kala separuh malam padahal allah sudah berjanji mengabulkan semua yang hambanya inginkan jika mereka tengadahkan tangan meminta di kala sepertiga malam.  Pagi itu tidak terdengar gemiricik air betalu talu menyentuh tanah menyirami bumi membersihkan jiawa yang berlumuran dosa,  sama halnya gema laungan takbir mengguncang ranah bumi dikala kesunyian pun tiba tiba menghilang dikala tuhan menanti hati ikhlas melaungkannya. Terdengar suara tank meraung raung memuntahkan puluhan mesiu, satu demi satu bangunan runtuh berguguran terbentur bom bom yahudi, bau hangus mayat terbakar menambah suasana semakin mencekam, debu debu reruntuhan bangunan menutupi pandangan mata yang tengah terpana menyaksikan kebiadaban para yahudi laknatullah. Serdadu - serdadu yahudi menyalak sembari mengacung ngacungkan senjata canggih dan automatis  kearah orang yang terkejut melihat kegilaan para serdadu yahudi memburu para pejuang pembebasan. Lirih tasbih tahmid tak henti membasahi bibir bibir yang haus mencari keridhoan tuhan. para serdau menggertak dan berteriak bak anjing menjumpai tamu yang tak dikenal bersamaan desingan peluru yang meloncat berlarian meretasi aliran udara malam yang dingin mencekam membangunkan bulu roman para penduduk kampong shatila. Aku terkejut dan terbangun Suara bom, rentetan peluru mengganggu lelap tidurku, kuucapkan do’a kemudian bertasbih, dan bertahmid berkali kali. Keringat dingin keluar tanpa diundang.
Suara kasar dan rongrongan para yahudi semakin lama semakin menghilang, timbul rasa ingin tahuku apa gerangan yang terjadi diluar sana, kubuka jendela dekat ruangan keluarga di lantai dua, kubaca bismiillah sebelum membukanya, perlahan lahan aku buka, sedikit demi sedikit terlihat pemandangan gelap diluar.  Kulihat tentara yahudi dari kejauhan berlari mencari tempat berlindungan karena dari arah berlawan sekumpulan pejuang membalas serangan sporadic dan terarah dengan bermodalkan senjata rakitan dan sejanta hasil rampasan dari tentara yahudi yang berhasil mereka tawan. Mereka berlarian untuk menyelamatkan diri sambil sesekali melepaskan tembakan membabi buta tak tahu arah , kalap hingga tak tahu kawan mana lawan, mereka sudah tidak peduli ke arah mana senjata mereka arahkan akibat serangan pejuangan yang secara tiba – tiba merusak konsentrasi para serdadu.  Jari jemari mereka terpaksa menekan picu senjata walaupun hanya melihat bayangan berkelebat diantara sela sela bangunan kampong shatila. variasi serangan Para pejuang pembebasan berhasil membuat para serdadu berlari kocar kocir untuk sementara waktu, kuucapkan tahmid dan syukur kepada allah karena telah menolong para pejuang dalam mempertahankan tempat tinggal mereka. aku coba untuk lelap kembali ke alam mimpi namun setengah jam kemudian bala tentara bantuan didukung suara gemuruh helicopter apache buatan amerika makin lama makin terdengan semakin jelas, api api pembakaran roket menjadi hiasan malam, senapan mesin mereka dengan lahapnya memuntahkan puluhan peluru.  seakan akan sedang merayakan pementasan, diiringi suara dentuman memekakan telinga sesaat bom di lonatrkan dari jarak jauh,  peluru kendali memburu mangsa sampai ke lubang jarum.  Para pejuang berhasil membalasnya dengan menembakan beberapa roket rakitan yang sengaja di sediakan untuk membalas setiap aksi brutal yang dilakukan oleh para yahudi.  Terkadang mereka lontarkan kearah perbatasan Israel palestina untuk menahan sejenak aksi Israel. Kepulan asap berasal  dari jalan darat merusak konsentrasi ku kearah udara. Pandangan ku alihkan  ke  arah jalanan, Dari darat terlihat kepulan asap menutup gelapnya malam . lama- lama semakin terlihat dengan jelas kotak besi berlari begitu cepatnya mengerahkan semua kecepatan yang ia miliki dipandu seorang serdadu diatas badan kotak besi sesekali ia berhenti untuk memuntahkan peluru yang sudah dipersiapkan dari awal. disiniari lampu lapu jalanan yang semakin buram karena sebagian kabel terputus akibat bom- bom yahudi. satu pleton tentara bersenjata lengkap berpakain tertutup, menaiki truk - truk berkulitkan besi lengkap mengiringi parade tentara yauhdi, sesampainya di perbatusan kampong dengan sigap mereka melompat dari truk yang mereka tumpangi satu komado mengarahkan mereka kearah tempat peperangan. Sudut mata para serdadu menyapu setiap daerah yang mereka lewati. Setiap detik waktu berjalan begitu lambat, karena disipi pertaruhan nyawa.  para pejuang harus melakukan dua pilihan diantara memilih berdiam diri kemudian mati tanpa berbuat apa-apa atau melakukan perlawanan dan mati dengan kehormatan .taktik gerilya para pejuang ternyata ampuh menaklukan dan menahan langkah parade kenderaan baja milik tentara yahudi. Satu jam sudah berlalu namun tentara yahudi belum berhasil menaklukan para gerilyawan bantuan tentara mulai di kerahakan. Terlihat rona rona putus asa dari wajah para yahudi, setiap mayat serdadu yang berhasil dibunuh jadi pembakar jiwa mereka. Kepalan tangan kelangit diiringi ucapan mengagungkan kalimat allah menandakan kemenangan para pejuang pembebasan  Sasaran tentara yahudi berubah kearah warga sipil, mereka jadi sasaran empuk para yahudi untuk memukul mundur para pejuang berlari meninggalkan arena peperangan. Karena para pejuang tidak  akan pernah membiarkan  sodara mereka terkorban.  Para pejuang memilih keluar dari arena peperangan , disbanding berkontak langsung diarena pemukiman warga  dengan meninggalkan bekas kegagahan hanya bermodalkan ak 47 dan roket rakitan sudah mampu merepotkan para serdadu yahudi. Setiap jengkal tanah menjadi saksi betapa beratnya beban yang dipikul para pejuang untuk membebaskan bumi para nabi. Sirine ambulan berlalu lalang mengangkut korban korban yang berjatuhan. Dari arah lain Berpuluh puluh orang bermodalkan batu batu reruntuhan menghalang gerak langkah parade serdadu. Satu demi satu selongsong gas air mata barjatuhan disusul gerakan konfrontasi para seradadu dengan menembakan puluhan peluru karet kearah warga yang melempar batu menutup serangkain kecil serangan yang coba mereka sajikan. Tanpa belas kasihan para serdadu menembak para pejuang yang coba melawan. Pukulan, tendangan, hingga makian makanan empuk untuk para pejuang yang tertangkap. Kemudian mobil kecil membawa para pejuang ke penjara penjara milik yahudi. Sejurus kemudian para wartwan berdatangan dengan berlari lari, merekam setiap detik yang berlalu dengan menunduk diantara tiang tiang yang runtuh, mereka coba mengambil kesempatan merekamnkan hal hal yang terjadi. Adakalanya mereka pun jadi mangsa kebiadaban para serdadu kerena tidak mau kekejaman mereka disaksikan puluhan juta mata yang menonton layar televisi.
Kemarahan para yahudi diluarhkan dengan melakukan sweeping ke setiap tempat yang ia lalu, dobrakan pintu mereka lakukan untuk menakuti para penduduk shatila, rentetan tembakan menghiasi aksi sweeping para serdadu, untuk mencari setiap pejuangan yang melakukan serangan balas terhadap kebaidaban para yahudi. Perlakuan kejam mereka tujukan bukan hanya kepada para kaum lelaki akan tetapi terhadap kaum lelakipun mereka lakukan. Anak anak kecil tak berdosa jadi korban kebiadaban. Darah darah suci berdosa mengalir dengan derasnya dari setiap bocah bocah palestina yang terkena bom ,atau yang sengaja mereka arahkan ke pemukiman warga. Do’a do’a terus mereka lantunkan tak henti henti. Perasaan marah hanya bisa tumpahkan di kala sujud malam dengan meminta pertolongan tuhan semoga mereka dapatkan balasan.
 Tiba tiba Pintu rumah ku di ketuk berkali kali. Ayahku berjalan dengan tergesa gesa, ia buka dengan cepat disambut dengan makian para serdadu.  Aku hanya bisa bersembunyi dibalik tubuh kekar ayahku, keringat dingin bercucuran ketika cuaca  diluar dingin menusuk hingga ke tulang menerusi sendi yang baru saja tumbuh beberapa belas tahun yang silam, tubuhku menggigil begitu hebatnya, mataku pun sayu beradu dengan mata serdadu yahudi  yang mengawasi sekeliling rumah dengan teliti hanya beberapa kedipan mata saja ia lakukan untuk menghindari adanya para pejuang yang mencoba melarikan diri. .salah seorang serdadu menghampiri ayahku, gemeletuk gigi bercampur dengan tarikan nafas agak berat menandakan ia sedang marah tatapan mata yang tajam menusuk kedalam hati menimbulkan rasa takut.  Menanyakan sebuah  nama  yang tak ku kenal. Di kemudian hari aku mengetahuinya dia adalah pahlawan perjuangan untuk negriku. Sesaat kemudian mereka berlalu dengan perasaan. Dimana kah tempat para pejuang besembunyi?, dari suku manakah mereka berasa?l, rentetan perntanyaan menutupi setiap isi kepala mereka. Terkagum kagum aku melihat aksi brilian yang selalu berhujung dengan keberhasilan namun terkadang berhujung dengan simbahan darah dan tangisan tanpa penyesalan Karena yakin akan janji tuhan.  Selain mereka ahli dalam strategi perang , mereka juga ahli dalam melakukan persembunyian. benak ku membisikan kata kata rayuan yang indah untuk menantang segala sesuatu yang telah dibuat para yahudi untuk negriku, azamku beradu dengan rasa takut yang kian gencar menyerang setiap ruas tubuhku, hingga memasuki rongga kerongkongan mematikan semua organ mulut untuk berbicara, deraian air mata menyuburkan azam yang masih berbentuk tunas - tunas kecil. Kuyakinkan kembali azzam untuk mengenangnya disaksikan malaikat maut sedang mengintai siapakah gerangan yang mendapat giliran.
Waktu subuh menjelang, suara adzan bergantian mengisi sunyinya pagi, ceramah ceramah membakar semangat dibawakan oleh para ulama dan imam masjid, pembawaan yang tegas, dengan suara lantang menumbuhkan gelora yang redup dimakan ketakutan. Mereka berpesan para warga untuk setia membantu para pejuang, tidak takut menghadapi kematian, janji tuhan akan surga yang abadi bagi para pencari syahid, mengisi setiap ruh yang haus akan syair syair tuhan, ditutup dengan munajat panjang, isakan tangis semakin terdengar tatkala do’a doa memohon ampunan dibacakan. Sholat ghaib1 berjamaah untuk para sodara yang mendahului kami menghadap keharibaan tuhan. Sebagian warga memilih untuk segera pulang memastikan keluarga mereka selamat dari kekejaman, sebagian lain terhnayut dalam mentadaburi alqu’ran. Bait demi baitnya penawar segala keresahan, sayang untuk melepaskan ajaran tuhan yang sudah banyak manusia lupakan hingga tersesat kejurang kemaksiatan.
Saat terang menapaki bumi meneranginya dari kegelapan, rombongan warga sudah berbondong keluar rumah untuk menghormati jasad para pejuang untuk terakhir kalinya, lafadz takziah mengiringi mereka menuju ke pemakaman, suara tembakan sesekali terdengar dari muncung senjata para pejuang. Pasukan penjaga keamanan yahudi hanya mengawasiny dari kejauhan sambil menghisap rokok untuk menghilangkan perasaan tegang selama berperang.
Kenderaan berlalu lalang meniup gumpalan pasir yang melekat di aspal aspal jalan. Mengisi ruas ruas jalan yang berlubang terkikis udara dingin ditendang panasnya matahari hingga guyuran hujan merusakan sendi sendi jalan perlahan lahan memisahkan struktur kokoh bebatuan. Langkah kaki ku menuruni anak tangga satu persatu menarik perhatian kawan satu kampungku yang sedang bermain bola. Amir dan anak kampong sathila melambaikan tangan memanggilku untuk bermain bola bersama dengan mereka, anggukan kepalaku menjawab ajakan mereka. Aku kagum dengan keberanian  dan ketegaran mereka tatkala suasana masih mencekam menebar aura kematian sempat mereka bermain bola melepaskan semua beban tanpa rasa ragu tanpa rasa takut kematian datang menjelang.  Tanpa terasa satu jam berlalu, TetesanKeringat masih bercucuran menuruni tubuh kering menetes meyuburkan semangat mencari syahid . Mereka berlari kesana kemari melompat dari puing puing bangunan yang hancur di babat para yahudi. Mencari barang barang tertinggal yang masih mungkin mereka masih bisa gunakan. Selongsong peluru yang menembus tubuh sodara, sanak family, mereka jadikan permainan. Tingkah mereka jadi sasaran empuk para wartawan jadikan bahan pemberitaan, lambaian tangan aku berikan untuk menyapa sodara semuslim kami di belahan dunia lain yang mungkin mempunyai hati nurani untuk menolong kami yang masih menyimpan misteri akankah berakhir dengan segera atau bertambahnya usia peperangan.
Kepalaku terbuai dengan angan angan indah merasakan indahnya perdamaian, bemain bola dengan tenangnya, belajar tanpa kekurangan alat apapun, menjalani masa mudaku untuk selalu berkarya. Kutepis semua angan tersebut, aku yakin dalam hatiku bahwa alllah telah merancang sesuatu dengan terperinci tanpa ada yang terlewatkan sesuatu pun, aku pun tersadar bahawa  bahwa kita adalah orang yang terpilih untuk menjaga kiblat pertama umat muslim, menjaga warisan para nabi, dan menjaga keimanan. aku tersadar dari lamunan tatkala tangan amin menyentuh badanku, sesaat senyuman mengembang dari mulut kecilnya . di tangannya terganggam kerangka senjata sisa sisa para pejuang yang ditinggalkan. Bagi desa kami senjata adalah barang yang paling kita cari, entah dari mana keangkeran sebuah senjata hilang begitu ketika terlahir. Dia berlari kaearah kawan kawan yang lain sambil mengacungkan senjata yang ia temukan dengan rasa bangga, laungan takbir menyambut penemuan terbesar hari ini. Sambil mengacungkan dia menyatakan “ tunggu kami wahai yahudi “. Disambut takbir yang bersahutan.
Senja mulai menyingsing lembayung kuning bercampur menghiasi awan dalam perjalanan menuju kegelapan menyambut kedatangan raja malam menutup raja siang kembali keperaduan.Kelap kelip putih menghiasi lukisan hitam malam.Merangkai rasi yang menyudut membentuk biduk menuntun kafilah menuju utara.Menutup lembaran kelam kekejaman yahudi disambut laungan adzan dari masjid tak berjauhan dari kampong kami.
Aku bergegas menuju rumah sambil berlari- lari kecil untuk membersihkan diri kemudian menuju masjid kampong shatila. Aku habiskan waktu magrib bersama ustaz yusuf beliau sudah menghafal alqu’ran dari usia masih muda. beliau sempatkan waktu setelah maghrib untuk membimbing anak – anak dan para pemuda untuk membaca alqur’an. Beliau selalu memulai pengajian kami dengan kata kata hikmah, beliau memanggil kami untuk duduk melingkar bersama, suara barithonnya terdengar dikala bacaan salam ia ucapkan, dengan penuh perhatian kami mendengar setiap bait bait kata yang ia ucapkan “ beliau  berkata alqu’ran adalah asas kehidupan kita, jika kita meninggalkannya artinya telah menghilangkan prinsip kehidupan yang sesungguhnya, karena allah memberikan bimbingan dan ilmunya melalui alqur’an” . beberapa menit setelah selesai kuliah sebentar ustza yusuf berhenti, kami   tenggelam dalam bait bait suci alqur’an, komat kamit mulut kami sambil mushaf kecil tergenggam di tangan. Ustaz yusuf selalu mentalaqi kami sehingga bacaan alqur’an kami sesuai dengan kaidah tajwid kemudian membacakan tafsir dari beberapa kitab untuk menambah pengetahuan dan memantapkan kembali keyakinan dalam mentdaburi alqur’an “beliau berkata. Suaranya begitu indah dikala bibir saling beradu. membacakan kalam kalam ilahi.Menangis sesunggukan saat bertemu ayat ayat azab menceritakan hari dimana manusia tidak boleh lari dari kekuasaan tuhan semesta alam.Kuakhiri malam dengan menghambakan diri dengan kekhusuan solat isya.
Berjalan menyusuri lorong lorong terbentuk kerena puing puing runtuhan.Menapaki jalan aspal yang sudah berlubang disana sini. Rumah ku berjarak 50 meter saja dari masjid tempatku mengaji. Biasa kutempuh dalam waktu sepuluh menit dengan berjalan santai di selingi canda gurau.Sekelabat bayangan muncul menutup cahaya kekuning kuningan yang mencoba keluar dari rumah kecil milik keluargaku.aku tertegun ketika kudapati tentara yahudi kelura dari rumahku, Sambil terbahak bahak serdadu serdadu yahudi menyeret sosok tubuh yang aku kenali.Ayahku!!.Aku berlari sekencang kencangnya, berteriak sekencang kencang memanggil nama ayahku, mengeram mengutuk tentara yahudi laknatullah. Air mataku berlinang saat mendekati tubuh ayahku. Ketika semakin, dekat dadaku bergumruh bercampur semua rasa.Genggaman jemariku memegang alqur’an semakin erat. Bau hanyir semakin terasa bercucuran darah kelaur dari sekujur tubuhnya.
Kupandangi serdadu serdadu yahudi satu persatu satu mataku nanar terasa begitu panas.membuncah amrahku mencoba tuk menggapai badan tentara yahudi, namun dengan mudahnya mereka mematahkan serangan secara tiba-tiba yang sengaja aku buat. Sambil menunjuk muka para laknatullah. Aku menggertaknya dengan menenengking, mereka membalasnya  dengan senyuman nada merendahkan. Mereka biarkan tubuh ayahku ditanah di tanah.Tertunduk kupandangi tubuh ayahku. Beberapa butir peluru tertancap dalam dadanya, luka memar menghiasai kepalanya, janggunt panjangnya dibasahi dengan darah darah yang mulai mengering, kupukul pukul bumi untuk meluapkan emosi yang sudah mencapai ubun ubun. Kugenggam dengan erat jemari jemari ayahku, kulirihkan doa semoaga ayahku menjadi golongan para syuhada yang selalu bersimbah dengan darah darah suci hingga dinanti para malaikat surgawi. Kutundukan kepala berlarut dalam kesediahn, menangisi sesosok tubuh yang selalu menjagaku dikala aku lemah, membimbingku dikala aku buta, mengajarkanku tentang arti perjuangan. Sesaat kemudian Suara perabotan rumah mengusik kesedihanku. Kukuatkan Kakiku yang lemas, entah dari mana kekuatan itu datang tapi dalam hatiku mengatakan kekuatan itu datang dari tuhan yang maha kuat. Kudorong pintu yang sudah terbuka dengan kuat kuedarkan mata keseluruh isi ruangan banyak darah berceceran dilantai jantungku semakin kuat berdetak, linangan air mataku kembali menghiasi kelopak mata yang mongering beberapa menit yang lalu.Kaki ku tak mampu menopang tubuhku.Di sudut rumah kulihat mayat seluruh keluargaku bergelimpangan.  Perlahan lahan tubuhku kembali terduduk, aku berteriak dengan sekeras kerasnya, nafas ku naik naik turun, air mataku mengalir begitu deras, isakan tangisku semakin kencang, mengsisi ruangan. Warga yang mendengar teriakanku mulai berdatangan, aku masih tidak mampu untu melirik tumpukan mayat keluargaku, aku dengar bisikan bisikan untuk bersabar dan semuanya dating dari allah. Aku mencoba memahaminya dengan sisa sisa tenaga pikiran yang masih ada dalam pikirianku. Namun semuanya menguap dengan mudahnya. Perasaanku hampa.

Seorang pamanku, menerobos dikerumunan masa kemudian menghampiriku dan mengangkatku keluar dari rumah. Dia bernama rahim, dia adik ayahku yang nombor ketiga rumahnya tidak berada jauh dari rumahku. Dia membawaku kedalam rumahnya, ditidurkannya aku diatas sofa panjang yang berada diruang tamu. Dia mencoba menghiburku dengan berbagai cara, namun pikirianku dan badanku sudah begitu lelah, hingga tanpa terasa mataku perlahan menutup secara perlahan lahan. Beberapa saat aku terkulai dalam tidur yang panjang.
Aku terbangun dari tidurku, aku putarkan kepalaku untuk cari seseorang yang aku kenali, namun tidak ada seorangpun berada dalam rumah. Aku menangis kembali, perasaan sedihku masih kuat mengakar dalam hatiku, sungguh naifnya, diusia sedini aku sudah menjadi yatim piatu. Terdengar derap langkah kaki mencoba masuk kedalam rumah, bunyi klotek kunci beradu dengan gagang pintu, daun pintu perlahan lahan terbuka, angin malam masuk secara paksa kedalam rumah. Disusul sesosok tubuh pamanku dengan rombongan kelurarga pamanku yang baru saja datang dari penguburan keluarga.
Semua menatapku dengan perasaan kasihan, azam anak pamanku pun tidak berani menyapaku, saat dia menyapaku, paman melarangnya dengan pandangan mata.  Seseorang membawakanku segelas minuman hangat, kuteguk secara perlahan lahan. Aku tengadahkan muka ku menatap langit langit rumah, perlahan mulutku berbicara “ dimana mereka dikuburkan”?? pamanku menjawab dengan suara perlahan “ didekat pekuburan shatila”. Aku kembali menunduk.
aku bergegas pergi kekamar mandi untuk mengambil wudhu, lirihku ku baca alqur’an setiap ayat ayat aku aliri dengan tangisan, namun perlahan perasaanku kembali merasakan tenang, kupanjatkan do’a panjang. Kembali isak tangisku membuncah ruangan.
 Pamanku mulai bercerita siapa sebenarnya siapa ayahku sebenarnya, berjuta rasa bangga menggelora didalam hati. Dia adalah pemimpin sayap militer para jundi jundi allah di salah satu oragnisasi pembebasan. Dalam waktu sesingkat itu aku tahu segalanya, aku tahu ayah ku adalah pejuang pembebasan palestina. Aku tahu kematian tak pernah bias dihindari, aku tahu waktuku begitu berharga hingga dalam waktu yang sangat sedikit untuk berleha leha seluruh keluargaku meninggalkan dunia yang fana.Aku tahu bahwa azzam yang kuat dan keinginan yang kuat bias mengalahkan kebiadaban para yahudi dan yang tersisa hanya kedamaian abadi yang telah lama dinanti. Kuniatkan untuk menempa diri untuk menjadi generasi penerus bangsa dalam rangka pembebasan bumi para nabi, bumi dimana aku dilahirkan dan bumi dimana aku akan di kuburkan. Aku gemakan laungan takbir seluruh keluarga pamanku membalasny dengan takbir yang lebih membahana diseluruh, kulihat kelopak mata mereka sembab dengan air mata kebahagian.

                                                                                Untuk sodaraku dipalestina, by Muhammad fikri


               
               

July 20, 2010

gimana seharusnya mahasiswa

saat aku sendiri berkecimpung dalam dunia kampus, perlahan lahan aku memahami bagai mana menjadi seorang mahasiswa. inilah sifat sifat mahasiswa yang kudapat
1. mahasiswa itu selalu aktif, bukannya pasif, menunggu sesuatu turun itu bukan tugas mahasiswa, mahasiswa itu harus mencari sesuatu yang mereka inginkan, tentunya dengan cara cara yang sah, fair, penuh dengan kedewasaan.
2. stop complaining ini yang paling essential dalam kehidupan mahasiswa, seperti seorang pepatah, "banyak jalan menuju roma". jadilah seperti air jika ia dihalang disalah satu tempat dengan cara mengalir mengikuti arus zaman perkembangan, jangan pernah putus asa jadikan setiap halangan yang datang jadi tantangan dan cambuk penyemangat kita dalam melakukan sesuatu, langkah menyalahkan apa yang terjadi adalah salah, cari penyebabnya dan selesaikan dengan efisien.
3. selalu menambah wawasan kemahasiswaan baik dalam bidang pendidikannya atau keaktifannya dalam berorganisasi,
4. legowo loh klo dalam bahasa jawa mah, selalu menerima semua masukan dan mengaplikasannya dengan baik dan benar, terima aja masukan dari semua orang yang jadi filterkannya diri sendiri. ga perlu merasa marah jika diingatkan atau pesan itu teralu tajam menyindir perilaku kita. orang besar itu akan selalu bergaul dengan orang yang kecil, buktinya presiden aza perlu mentri ada bagian penasehatnya juga. kenapa kita yang baru ngejabat jabatan kecil aza baru diingetin dikit dah marah, ga masuk logika za.
5. berani berkata walaupun didepan ada halangan yang besar, ingat kesuksesan itu bukan hasilnya tapi usaha pa yag kta dah buat, mario teguh.. usaha yang keras, baru dihalang dikit dah marah.kan childish banget.
yang lain to be continued ea

puisi

11.diary kehidupan

meliuk liuk jari
menggenggam pena pena indah
tercurah tinta emas
menulis semua kenangan
tercetak dalam memory


hari demi hari telah kutorehkan
kenangan dalam menjalani kehidupan
sisa sisa ingatan
secuil ingatan kebahagian
sekilas penyesalan
segenggam asa yang masih tertinggal
lembaran demi lembaran
buku demi buku
menyimpan lukisan kehidupan
perjalanan panjang
diantara realiti dan angan
merekam semua yang terjadi
tak terlewat walaupun hanya sekelip mata


ingin aku menutupnya
perlahan demi perlahan
meng akhiri teka teki kehidupan.

8.Penantian terindah



Hari berganti saat matahari kembali menuju peraduan
Kegelapan hanya selimut
Kelap kelip cahaya menjadi hiasan indah
Bersambut dengan hiasan sang raja malam
Bersembunyi di balik awan

Waktu bergulir perlahan
Kecemasan ingin kubenamkan
Kesabaran jurus yang kuandalkan
Berlarut tanpa penjelasan
Menguap teruraikan
Terbang bersama gumpalan awan
Menghiasi cakrawala kehidupan

Kutundukan pandangan
Merah merah rasa malu menjelma dalam wajahku
Riuh pun kuabaikan
Ucapan selamat menyahut bersambutan
Bak burung menyuarakan pagi telah datang

Kini ikatan pernikahan aku sandingkan
Jalinan kasih sayang aku kuatkan
Tersisa kenikmatan aku jalani
Bersama bidadari idaman.

puisi

6.sandiwara langit

saat pintu langit begitu rapat tertutup
saat titik hujan serta gumpalan awan menaungi langit
guratan biru kehitaman menutupi kekuasaan langit
menutup rahasia rahasia indah kehidupan

catatan demi catatan telah ia goreskan
memainkan pion pion kehidupan manusia
menjalankan roda roda alam bawah manusia
bersama ruh yang telah dijanjikan kehidupan abadi
mengantar bahtera amal kebaikan
dengan gelombang kenikmatan yang meniupkan layar rahmat Tuhan

tak salah jika malaikat menikmati peran
karena titah Tuhan yang memberinya keikhlasan
hanya senyuman kenikmatan dan anggukan cinta
menggerakan sayap sayap kepatuhan
kebarat dan timur tanpa tersalah jalan
menuju selatan dan utara

tarian kehidupan
memberi manusia pilihan
masuk melintasi hati dan pikiran
apakah makhluk tuhan atau hanya pengikut syetan?
ataukah dipertemukan dalam buaian ikatan pernikahan
ataukah dipisahkan dalam balutan kesedihan
bergantung sandiwara langit yang telah di tetapkan
akankah kita mendustakan......?

hanya do'a yang kita panjatkan
berharap dalang kehidupan
memberi kita peran dalam panggung panggung kebahagiaan..

July 01, 2010

aku mengagumimu

Cinta adalah percikan bahagia. Hati yang bahagia adalah hati yang bercucuran cinta. Tuk tumbuhkan cinta maka perkenalan dengan yang dicinta adalah suatu hal yang mesti dilalui..

Cintailah lelaki ini melebihi cintamu padaku dan aku mencintai lelaki ini melebihi cintaku padamu. Baiklah, saatnya engkau harus kembali terpesona...

*****

Inginku mengajak anda memperkenalkan seorang laki-laki yang didamba surga. Dialah laki-laki yang ditinggalkan orang tuanya semenjak balita. Dialah lelaki padang pasir yang memiliki keistimewaan dan kesempurnaan yang sulit kutorehkan dengan kata-kata. Namun begitu, kuusahakan untaian kata-kataku ini mewakili ucapan-ucapan mereka yang pernah melihatnya, bersamanya dalam suka dan duka, mendengar tutur katanya sekaligus menyaksikan sosoknya yang begitu berbekas dalam jiwa.

Duh, tak sabar lagi pena ini menari untuk kawan dan memang untuk kawanlah kupersembahkan tentangnya..


>>Binar Indah Matanya

Lebar dan hitam kedua matanya nan berkelopak panjang. Bulu matanya amat letik menawan. Alisnya melengkung rapi bak bulan sabit dan bersambung.

>>Tampan Wajahnya nan Rupawan

Sekiranya lelaki ini hidup saat ini maka para wanita akan tergila-gila dengan elok rupanya. Mereka akan terpesona. Bagaimana tidak, kawan?? Wajahnya begitu tampan, cerah nian seolah-olah di mukanya lah lintasan peredaran mentari. Manis pula dipandang. Ketika ia bergembira maka bercahayalah rona wajahnya nan mempesona. Rekan-rekannya mengibaratkan wajah lelaki itu dengan potongan rembulan saat purnama menjelang yang mengikis gelapnya malam.

Subhanallah, sungguh elok rupanya bak terbitnya mentari di ufuk timur. Ketika lelaki itu marah, mukanya akan memerah seakan-akan ada biji buah delima.

Duhai kawanku, kerabatku, saudaraku, saudariku…

aku tidaklah mengada-ada bertutur karena begitulah rekan-rekannya berucap.

Salah satu rekannya berkata : ”jika aku melihatnya seakan-akan aku melihat matahari yang sedang terbit.”

Kawannya yang lain bertutur: ”apabila dia bergembira, wajahnya bercahaya sehingga terlihat seperti potongan rembulan.

Wanita muda yang menjadi salah satu belahan jiwanya pernah berkata: ”jika aku melihat keringat yang ada (menetes) di wajahnya, ia (begitu) bersinar bagai kilat yang melintas.”

Pernah suatu ketika ada orang yang melihatnya di suatu malam yang cerah kemudian orang tersebut berkata sambil tertegun: ”aku memandangnya, kemudian kupandang rembulan, dia memakai baju merah, ternyata dia lebih indah dari rembulan.”

Subhanallah kawan.. tidakkah engkau jatuh hati??


>>Keringatnya pun Harum Semerbak

Memang demikian adanya. Keringatnya yang membasahi tubuhnya begitu wangi mengalahkan harumnya wewangian. Orang-orang akan mengetahui bahwa dia melewati suatu jalan karena harum tubuhnya yang tersiar.

Seorang temannya berkata: ”(butiran-butiran) keringatnya merupakan minyak wangi yang paling harum"

Rekan wanitanya berucap pula: ”keringatnya lebih harum dari minyak wangi"

Rekan yang lain bertutur: ”aku pernah menggapai tangannya kemudian kuletakkan diwajahku, ternyata tangannya lebih sejuk dari embun dan aromanya lebih wangi dari misik.”


>>Mereka Begitu Cinta dengan Sosoknya

Kawanku yang kucinta.

orang-orang yang bergaul dengannya begitu mencintainya sampai pada batas hayam (tergila-gila). Mereka mencintainya karena kesempurnaannya yang menjadi idaman dan sosoknya yang menenteramkan jiwa bagi yang memandang. Mereka mati-matian untuk mengerumuninya dan mengagungkannya.

Lihatlah kawan, mereka mampu menceritakan secara detail tentang lelaki itu. Tentang putih kulitnya, renggang gigi depannya, wajahnya yang seputih pedang yang tajam, tulang persendiannya yang besar, indah nan serasi betisnya, lembut nan halus bulu dadanya dan hal-hal lainnya yang menggambarkan secara utuh sosok lelaki itu. Itulah salah satu tanda cinta mereka yaitu mengetahui segalanya tentang figur yang dicinta..


>>Nyawapun Mereka Pertaruhkan untuk Lelaki Itu

Tidakkah engkau tau bahwa nyawapun mereka taruhkan demi lelaki itu?? Marilah sejenak bersamaku melihat buktinya..

Ada dua anak kecil yang sangat mencintai lelaki itu. Ketika keduanya mendengar kabar kepastian bahwa lelaki itu dicela maka keduanya bertekad membunuh si pencela.. iya kawan, membunuh si pencela.
Anak kecil pertama berkata dengan penuh ketegasan dan jiwa kesatria : ”. . .demi Allah jika aku bertemu dengannya (si pencela), niscaya aku dan dia (si pencela) tidak akan berpisah sampai salah satu diantara kami terbunuh.”

Anak kedua pun berkata demikian. Kemudian ketika keduanya bertemu dengan si pencela lelaki itu, segera pedang-pedang terhunus dan larut dalam pertarungan, merekapun berhasil membunuh si pencela.

Subhanallah, alangkah besarnya kekuatan cinta yang tertancap dalam sanubari kedua anak itu. Cinta mampu menghunus tajamnya pedang hingga mengalirkan darah di kancah peperangan.

>>Tahukah Kawan Siapakah Lelaki Itu??

Dialah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang begitu sempurna perawakannya, yang begitu cinta kepada kita sebagai umatnya, yang tak ingin umatnya terjerumus dalam kubangan neraka, yang telah mengajarkan kita agama Tuhannya, yang dinantikan surga, yang menjadi teladan seluruh umat hingga akhir zaman, yang, yang, yang, yang,….

Duhai kawan dimanakah cinta kita teruntuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dibanding pesona cinta beliau kepada kita??

Dimanakah cinta kita teruntuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dibanding gelora cinta para sahabat teruntuk beliau??

Cobalah kita tengok gelora cinta dua anak kecil dari kaum anshar yang kututurkan diatas. Keduanya bertaruh nyawa untuk membunuh Abu Jahl yang telah mencaci Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Kekuatan cintanya mampu mengeluarkan pedang dari sarungnya hingga berhenti setelah darah tertumpah. Bagaimana dengan kita???? Jangan biarkan cinta Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertepuk sebelah tangan, kawan..


********

catatan penulis:

Para sahabat yang kukutip ucapannya di atas yang menceritakan gambaran fisik Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah Ali bin Abi Thalib, Jabir bin Samurah, ar-Rabi binti Mu’adz, ummul mukminin Aisyah, Ka’ab bin Malik, sahabat Anas, dll.

Ide tulisan diatas berkenaan dengan materi khutbah jum’at yang begitu mengharukan di Islamic Centre Mataram dengan tema Mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam

wahai wanita

"..untukmu kupersembahkan risalah ini. kupilih kata-kata yang bersahabat di jiwa. kuharap dentuman-dentuman kalimatnya mampu menyiram keimanan hingga tumbuh subur berbuah takwa.."

Assalamu’alaikum warohmatulloh._

Segala puji bagi Alloh tuhan semesta alam. Dialah yang menciptakan langit tanpa tiang. Dialah yang membagikan rizki berlimpah buat hamba-hambaNya dari arah yang tidak disangka-sangka. Dialah yang maha perkasa lagi berkuasa. Siapapun yang Alloh berikan petunjuk maka tidak ada seorangpun yang mampu menyesatkannya. Begitupun sebaliknya, siapapun yang sesatkan maka tiada seorangpun yang mampu memberinya petunjuk.

Sholawat dan salam semoga tetap tercurah teruntuk penghulu para nabi, Muhammad sholollohu’alahi wasallam. Beliau telah menjelaskan semua perkara dan hukum yang mengantarkan kita menuju surga. Begitu pula sebaliknya, segala yang sesuatu yang menyebabkan kita terjerumus dalam kubangan neraka maka beliau telah peringatkan agar menjauhinya.

Saudariku yang mulia

Saat ini aku melihatmu sebagai orang yang bersemangat dalam menunaikan kewajiban syar’i. Berusaha pula mencintai Alloh dan Rosul-Nya.. Alhamdulillah kini engkau mendapat hidayah dan pujilah Alloh sebanyak-banyaknya atas anugerah ini karena tidak semua orang mendapatkannya. Aku berdoa mudah-mudahan Alloh tetap menganugerahkanmu kekuatan agar engkau tetap dalam ketaatan.

Namun demikian saudariku, perjalanan hidup ini masih panjang dan penuh aral rintangan. Fitnah syubhat dan syahwat siap mengikis keimanan karena memang syaitan tak akan pernah berhenti membidik anak adam dengan busur panah godaannya.

Ketahuilah wahai saudariku bahwa seorang yang mendapat hidayah bagaikan seorang yang telah mendapatkan kunci sebuah lorong yang panjang. Tidak hanya memegang kunci itu namun ia harus membuka gerbang dan bersegera menyusuri lorong setapak demi setapak walau harus dengan merangkak atau berpeluh keringat karena di penghujung sana terdapat taman-taman kebahagian yang hakiki nan sejati.

Untuk itulah kugoreskan pena ini. Aku ingin membantumu mendapatkan penerang jalan yang sulit padam. Taukah engkau tentangnya???

Engkau akan mendapatkannya dengan mengikuti kajian-kajian ilmu syar’i baik dengan menghadiri majelis taklim, mendengar rekaman-rekaman kajian ataupun dengan mempelajari buku keislaman yang shohih sehingga bertambah pula kapasitas keilmuan yang kau miliki.

Dengan ilmu syar’i maka engkau akan mampu menerangi jalan sehingga kegelapan lorong yang kau lalui mulai terkikis sehingga tiba saatnya nanti engkau akan berada di penghujung lorong lalu menyusuri taman kebahagian. Subhanalloh.

Saudariku muslimah. . . . .
Ketahuilah bahwa setiap muslim dan muslimah diperintahkan untuk menuntut ilmu lebih-lebih ilmu tentang agama islam yang mulia sehingga mereka akan memahami islam yang bersumber dari al-qur’an dan as-sunnah. Kita tidak akan bisa melaksanakan agama kita dengan benar kecuali belajar islam yang benar berdasarkan al-qur’an dan as-sunnah menurut pemahaman salafushsholih. Agama kita adalah agama ilmu amal karena Rosululloh diutus dengan membawa ilmu dan amal sholih.

Menuntut ilmu syar’i adalah jalan yang lurus untuk dapat membedakan antara haq dengan yang batil, tauhid dan syirik, sunnah dan bid’ah, yang ma’ruf dan yang munkar dan antara sesuatu yang bermanfaat atau tidak. Menuntut ilmu akan menambah hidayah serta membawa kepada kebahagiaan dunia dan akherat.

Setiap muslim dan muslimah pasti menginginkan surga. Sungguh duhai saudariku, jalan yang ditempuh menuju negeri yang penuh dengan kenikmatan itu adalah dengan menuntut ilmu syar’i.

Maukah engkau jika Alloh mudahkan surga untukmu??

Maukah engkau jika malaikat membuka sayapnya lalu mengepakkannya untukmu karena ridho denganmu???

Maukah engkau jika seluruh makhluk yang ada di langit dan bumi hingga ikan di air mendo’akanmu ampunan???

Tak inginkah engkau berada di salah satu taman-taman surga???

Tak inginkah engkau jika Alloh menyanjungmu diantara para malaikat???

Maukah engkau mendapat keutamaan bagai keutamaan bulan diantara seluruh bintang????

Jawabannya adalah dengan menorehkan tinta di majelis ilmu….

Saudariku muslimah

Cobaklah kita tengok para salaf yang telah mendahului kita dalam hal ilmu dan amal. Mereka adalah orang-orang yang begitu bersemangat dalam meneguk manisnya madu ilmu. Begitu pula para sahabiyah begitu gigih. Maka jangan pula ditanya perjuangan para ulama dalam berburu ilmu. Mereka melintasi padang pasir selama berhari-hari bahkan berbulan-bulan hanya untuk mendapatkan satu hadist. Bahkan ada diantara mereka yang rela menjual atap rumahnya hanya untuk membeli alat tulis guna menulis hadist.

Taukah engkau tentang imam malik??? Dialah salah satu imam madzhab yang pernah menimba ilmu dari generasi tabi’in dan tabi’ut tabi’in yang jumlahnya banyak sekali. Menurut imam nawawi jumlahnya mencapai 900 ulama. Ada pula seorang ulama yang tidak pernah absen mengikuti majelis ilmu selama 50 tahun.. Subhanalloh, apalah kita dibanding mereka???

Saudariku muslimah.. (semoga Alloh selalu menjagamu dalam ketaatan)

Ilmu yang benar adalah ilmu yang bersumber dari al-qur’an dan as-sunnah sesuai dengan pemahaman salaf, bukan dengan pemahaman sendiri ataupun kelompok.

Ilmu yang benar adalah ilmu yang menjadikan pemiliknya lebih tunduk terhadap dalil, bukan malah menentang dalil.

Ilmu yang benar adalah ilmu yang semakin dipelajari maka bertambahlah iman dan rasa cinta teruntuk Rabb semesta alam.

Saudariku yang mulia
Beusahalah istiqomah dalam menuntut ilmu maka engkau akan menjadi incaran laki-laki berilmu syar’i pula. Engkau akan menjadi istri bagi suamimu kelak. Dengan ilmu engkau akan mendapatkan kemuliaan layaknya permaisuri raja di permukaan bumi. Engkau akan diberi taufik oleh Alloh sehingga engkau akan dimudahkan menaati suami terkasih hingga surga akan kau dapatkan. Engkau pula akan menjadi perhiasan terindah di dunia bagi suamimu yang soleh….
Duhai wanita yang diciptakan dari tulang rusuk laki-laki..

Engkau adalah ibu bagi anak-anakmu kelak. Dengan ilmu, kau akan mampu menumbuhkan bunga layu tak segar di taman kebahagiaan. Engkau akan mampu mendidik anak-anakmu menjadi punggawa berilmu yang akan memperjuangkan agama Alloh dan mencintai segenap kaum muslimin. Engkau adalah samudera kasih sayang yang tiada bertepi hingga anak-anakmu menjadi tangguh menyusuri terjalnya kehidupan. Engkau akan menjadi sekolah bagi anak-anakmu dan tentulah surga berada dibawah telapak kakimu.

Baiklah saudariku, aku harus segera mengakhiri tuturku karena takut engkau akan jemu. Namun aku kembali mengajakmu untuk segera bergegas menuntut ilmu syar’i karena ilmu adalah taman tersejuk bagi hati. Semoga Alloh menganugerahkan kita syahid dalam keadaan menuntut ilmu dan mendakwahkannya.
Wallohul muwaffiq ‘ala shirotim mustakim..


_.dari saudaramu yang membutuhkan cinta-Nya._